Bagi Warga Jakarta dan Sekitarnya, Mereka Hanya Ingin Merdeka dari Udara Buruk

Bagi Warga Jakarta dan Sekitarnya, Mereka Hanya Ingin Merdeka dari Udara Buruk
Penampakan Monas di tengah polusi udara di Jakarta, 11 Agustus 2023. (Foto: TEMPO/ Hilman Fathurrahman W)

Dalam seminggu terakhir, misalnya, kualitas udara di Denpasar beberapa kali menyentuh level polusi di atas ambang batas sehat yang ditentukan WHO.

Tepat 17 Agustus kemarin, kota Denpasar memiliki konsentrasi PM2,5 sebesar 3,6 kali, sementara Ubud 4,4 kali di atas ambang batas panduan kualitas udara WHO.

Yuyun Ismawati, peneliti dari Nexus3 Foundation, sebuah yayasan penelitian untuk lingkungan hidup, kesehatan, dan pembangunan yang sebelumnya dikenal dengan nama Balifokus, mengatakan meski tidak separah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan, yang dikepung PLTU dan industri besar, pencemaran di Bali bisa berpotensi memburuk.

"Ya bisa parah juga, terutama dari kendaraan bermotor, sebetulnya, karena transportasi publik di Bali buruk sekali," kata Yuyun kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.

Yuyun menjelaskan beberapa sumber pencemaran udara di Bali, mulai dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah sampai industri dan PLTU.

"Di selatan, sumbernya TPA-TPA yang suka kebakaran, orang-orang yang bakar sampah di rumah-rumah, dan kendaraan bermotor."

"Di tengah, sumber pencemaran bisa berasal dari pestisida di lahan-lahan pertanian, industri emas dan perak, serta industri tenun dan kayu yang memakai boiler."

"Di utara, sumber pencemaran Bali berasal dari PLTU yang memakai mesin tua dan batubara, yang sudah diprotes berkali-kali."

Presiden Joko Widodo dilaporkan sudah batuk-batuk selama empat bulan. Kualitas udara Jakarta yang buruk juga dirasakan Sandi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News