Bahan Bangunan Impor Bermutu Rendah Ancam Keamanan Bangunan di Australia

Keamanan dan keselamatan penghuni bangunan dan rumah tinggal di Australia terancam karena maraknya penggunaan material bangunan import yang tidak memenuhi standar mutu. Pemimpin industri bangunan di Australia mendesak pemerintah menangani masalah ini segera.
Survey industri bangunan yang dilakukan oleh Kelompok Industri Developer Australia (Ai Group) mendapati satu dari 10 perusahaan bangunan di Australia mengeluhkan temuan tidak memenuhi syaratnya produk bangunan dalam sektor industri mereka. Direktur Ai Group, Innes Willox mengatakan sejak hasil survey itu dirilis 18 bulan yang lalu, situasinya tidak berubah banyak.
"Tidak banyak yang dilakukan dalam hal perubahan peraturan atau perubahan lisensi dan itu sangat mengkhawatirkan," katanya.
Ketika kebakaran melalap bangunan Lacrosse di Melbourne hanya dalam hitungan menit, didapati kalau seluruh bangunan itu ditutup oleh materi bangunan impor dari China yang tidak memenuhi persyaratan bangunan di Australia.
Komisi Persaingan Usaha dan Konsumen Australia (ACCC) tengah mengkoordinasilan penarikan produk kabel listrik impor cacat yang telah beredar luas sejak tahun 2010 dan 2013.
Kabel yang tidak memenuhi persyaratan ini diyakini digunakan lebih dari 40.000 rumah tangga dan berpotensi memicu korsleting listrik dan kebakaran karena pembungkus plastiknya rapuh.
Para pemimpin industri bangunan mengatakan sementara bisnis Australia membayar premi untuk memastikan produk mereka memenuhi kode, produsen asing sering tidak mengikuti rezim pengujian yang diperlukan untuk membuktikan produk mereka telah memenuhi standar keamanan dan keandalan Australia.
Namun demikian produk-produk semacam ini sangat mudah diimport dan dijual.
Keamanan dan keselamatan penghuni bangunan dan rumah tinggal di Australia terancam karena maraknya penggunaan material bangunan import yang tidak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya