Bahan Kimia Ditemukan Dalam Darah Penyu di Great Barrier Reef
"Manusia menyebarkan banyak bahan kimia ke lingkungan dan kami tak selalu tahu apa itu dan efek apa yang mereka punya, kita perlu sadar akan hal itu," sebutnya.
Ia menjelaskan, "Tiap enam detik, ada satu bahan kimia baru yang terdaftar untuk digunakan, jadi perpustakaan dan database yang kami gunakan untuk mengidentifikasi bahan kimia ini tak bisa mengikuti."
Para peneliti yakin, penyu bisa digunakan untuk memantau bahan kimia yang memasuki perairan terumbu karang dan kesehatan kehidupan laut.
Sampel darah dikumpulkan dari penyu hijau di Teluk Cleveland di wilayah Townsville, Upstart Bay di Sungai Burdekin dan kelompok pulau Howicks yang terpencil di Cape York.
Di tiga lokasi tersebut, para peneliti menemukan indikator ratusan ribu bahan kimia berbeda yang ada dalam tubuh penyu.
Dr Heffernan adalah bagian dari tim gabungan Universitas Queensland dan Dinas Kesehatan Queensland yang bertanggung jawab untuk menganalisis sampel untuk proyek ‘Rivers to Reef to Turtles’, namun ia mengatakan bahwa tim ini adalah salah satu elemen dari proyek yang jauh lebih besar.
"WWF juga bekerja sama dengan para petani dan masyarakat dari industri sehingga kami semua bertanggung jawab mengelola situasi dan dampak lingkungan," ujarnya.
Menurut sejumlah peneliti, obat-obatan jantung dan asam urat, pestisida, herbisida dan bahan kimia industri lainnya -semuanya -ditemukan dalam darah penyu hijau di perairan Great Barrier Reef, Queensland, Australia.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat