Bahas Jenewa, SBY Tak Komentar Soal Ruyati
Agung Sebut Cukup Kemenlu
Rabu, 22 Juni 2011 – 14:34 WIB

Bahas Jenewa, SBY Tak Komentar Soal Ruyati
JAKARTA — Untuk pertama kalinya usai melakukan kunjungan kerja ke luar negeri sejak tanggal 13-18 Juni 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya tampil ke media. Kepulangan SBY tentu saja telah ditunggu banyak kalangan media, terutama karena mencuatnya pemberitaan mengenai tenaga kerja wanita Indonesia Ruyati binti Satubi (54) yang dihukum pancung di Arab Saudi pada Sabtu (18/6) lalu.
Meninggalnya Ruyati dinilai banyak kalangan sebagai bentuk kelalaian Pemerintahan SBY melindungi warga negaranya. Karena justru keberangkatan SBY kunker ke Jenewa, Swiss terkait masalah perlindungan buruh, Rayuti dihukum pancung. Bahkan Presiden SBY didaulat menjadi pembicara di Konferensi Internasional Buruh di kantor PBB di Jenewa, Swiss, Selasa (14/6).
Komentar dari Presiden SBY tentu menjadi hal yang ditunggu. Namun hingga Rabu (22/6), barulah Presiden SBY tampil di depan media dalam acara video teleconference membuka Pekan Nasional Petani dan Nelayan 2011 di Istana Negara. Namun sayangnya SBY tidak menyebutkan secara khusus masalah Suryati. Kepada sekitar 30.000 petani dan Nelayan yang berada di Sulawesi Selatan, SBY hanya mengungkapkan permintaan maafnya karena tidak bisa hadir langsung disebabkan baru saja pulang dari kunjungan kerja ke Jenewa dan Jepang.
‘’Saya ke Jenewa untuk membahas nasib buruh. Semua harus kita majukan, petani, buruh, guru dan semua warga negara kita yang menjadi penopang pembangunan,’’ kata SBY.
JAKARTA — Untuk pertama kalinya usai melakukan kunjungan kerja ke luar negeri sejak tanggal 13-18 Juni 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BERITA TERKAIT
- Guru Vokalis Band Sukatani Dipecat, P2G Marah Besar
- Peduli Kesehatan Mental Pelaut, PIS Gandeng Federasi Internasional
- Lari jadi Tren di Masyarakat, Waka MPR: Harus Didukung Upaya Wujudkan Udara Bersih
- Pemprov Jateng Berkomitmen Berikan Tali Asih Bagi Anak-anak Penghafal Al-Qur'an 30 Juz
- Honorarium Honorer di Bawah Rp 500 Ribu, Gaji PPPK Paruh Waktu Piro?
- Nakhodai IKA PMII, Fathan Subchi Siap Wujudkan Indonesia Emas 2045