Bahas Krisis Pangan, Dubes Rusia Tak Sedikit pun Singgung Perang di Ukraina
jpnn.com, JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan pandemi COVID-19 mengakibatkan gangguan parah pada rantai pasokan, produksi, dan logistik global.
“Pandemi COVID-19 mengakibatkan gangguan parah pada rantai pasokan, produksi, dan logistik global. Lonjakan suntikan keuangan ke ekonomi Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang untuk mendorong pemulihan pascapandemi menyebabkan peningkatan permintaan yang signifikan dan, akibatnya, melonjaknya inflasi,” ujar Duta Besar Lyudmila Vorobieva dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa PBB memperingatkan tentang risiko krisis pangan global dua tahun lalu.
“Pertumbuhan harga pangan pertanian selama beberapa tahun terakhir didorong oleh dampak dari pandemi COVID-19, kebijakan ekonomi dan energi oleh negara-negara besar Barat, perang perdagangan, kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, pembatasan sepihak ilegal yang diberlakukan oleh Barat melawan Rusia serta kekurangan dana dari sektor pertanian,” kata Dubes Lyudmila.
Namun demikian, menurut data UNCTAD, tampaknya tidak ada kekurangan pangan secara fisik secara global.
“Masalahnya ada pada struktur distribusinya. Faktor harga juga berperan,” kata dia.
Ia mengatakan lonjakan harga pangan pertanian sudah tercatat pada 2020.
Indeks Harga Pangan FAO (FFPI) naik 50 persen antara 2019 dan 2022. Menurut data bursa, harga gandum naik 25 persen pada 2021.
Rusia menilai ada banyak pihak yang patut disalahkan atas kerusakan rantai pasokan pangan global, tetapi mereka sendiri bukan salah satunya
- Rusia Mengembangkan Konsol Video Gim Secara Mandiri
- Hasto Tersangka, Connie Sebut Pengamanan Dokumen Penting ke Rusia, Wow!
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang