Bahasa Daerah Makin Kritis, Revitalisasi Mendesak Dilakukan
Senin, 18 Oktober 2021 – 23:16 WIB
"Dari ciri awal yaitu penutur yang tidak terlalu banyak di berbagai bahasa daerah mengindikasikan bahasa tersebut perlu segera dilindungi," kata Syaiful Bahri.
Dia mencontohkan salah satu yang dikonservasi adalah bahasa (isolek) Tubbe-Mauta-Lamma di Pulau Pantar bagian barat, Kabupaten Alor. Bahasa tersebut sudah pernah dipetakan dan diuji vitalitasnya oleh tim teknis Kantor Bahasa NTT. Namun karena luasnya wilayah pengamatan, tidak semua titik bisa dijangkau.
"Bahasa ini juga perlu ditelisik lebih jauh terutama hubungannya dengan bahasa-bahasa di sekitar, daerah persebaran, serta daya hidup dari bahasa tersebut," pungkasnya. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Bahasa daerah makin kritis karena jumlah penutur berkurang karena itu Balai Bahasa di berbagai wilayah melakukan revitalisasi
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad
BERITA TERKAIT
- 25 Provinsi Semarakkan FTBIN 2024, Ini Target Badan Bahasa Kemendikbudristek
- Kemendikbudristek & KSP Bahas soal Literasi di Papua
- Baru 52 Bahasa Daerah Direvitalisasi, Kemendikbudristek Meningkatkan Target
- Kenapa Arteria Dahlan tak Permasalahkan Bahasa Asing dalam Rapat Pemerintahan?
- Permintaan Arteria Dinilai Berlebihan dan Bisa Melukai Perasaan Masyarakat Sunda
- 27 Bahasa Daerah Kaltim dan Kaltara Terancam Punah