Bahasa Ibu Dilarang jadi Bahasa Pendidikan
Jumat, 31 Agustus 2012 – 19:26 WIB
Dengan situasi heterogenitas yang begitu komplek, lanjut Mahsun, kemudian anak yang sekolah sangat heterogen, terutama di perkotaan, sehingga tidak mungkin menggunakan bahasa ibu sebagai pengantar pendidikan.
Baca Juga:
“Belum lagi, menerjemahkan istilah-istilah teknis keilmuan ke dalam bahasa lokal. Misalnya, kata ‘menambahkan’ ada terjemahan dalam bahasa Sasak, tetapi kata ‘kurung kurawal’ belum ada,” imbuhnya.
Namun begitu, ia pun menyarankan untuk memelihara bahasa lokal karena warisan budaya dan ada sistem budaya serta sistem nilai yang terekam dalam bahasa itu. “Tetapi jangan sampai dalam ke-Indonesiaan kita ini lebih tertonjolkan persoalan heterogenitas atau keberagaman itu,” tukasnya. (cha/jpnn)
JAKARTA—Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengimbau kepada seluruh sekolah ataupun masyarakat untuk tidak menggunakan bahasa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Talent DNA Jadi Solusi Identifikasi Bakat Digital Anak
- Mendiktisaintek Sampaikan Program Prioritas 2025, Ada Pembangunan Sekolah Unggul
- Dirjen GTK Berharap Tidak Ada Kesalahpahaman soal Orprof Guru
- Inilah Urgensi Revisi UU Sisdiknas, Ada soal Ranking 60 dari 61 Negara
- Terobosan Kemendikdasmen di 2024: Guru ASN PPPK & PNS Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
- Lewat Kegiatan Ini, Para Mahasiswa Dibekali Wawasan Tentang Kepabeanan dan Cukai