Bahasa Inggris di RSBI Perlu Dibatasi

Bahasa Inggris di RSBI Perlu Dibatasi
Bahasa Inggris di RSBI Perlu Dibatasi
JAKARTA — Dosen Universitas Airlangga, Mashita Achmad Syukri, menilai penyelenggaraan kelas bilingual di sekolah berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) berpotensi menggeser penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa formal dan  bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Menurutnya, hal ini dapat mengakibatkan para siswa cenderung berpikir bahwa Bahasa Inggris lebih penting bagi masa depan para siswa.

“Pasti akan timbul pertanyaan. Yakni, siapa lagi yang akan menggunakan bahasa Indonesia untuk kepentingan komunikasi dan pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia?” ungkap Mashita di sela acara  Simposium Internasional Perencanaan Bahasa di Jakarta, Selasa (2/11).

Mashita menegaskan, perlu dilakukan suatu kajian yang mendalam tentang dampak psikologis penggunaan Bahasa Inggris secara penuh pada pembelajaran matematika, sains, dan kejuruan. “Penggunaan Bahasa Inggris sepenuhnya dalam proses pembelajaran di RSBI perlu dikaji ulang. Bahasa Inggris memang diperlukan untuk dapat mengakses teknologi, tetapi Bahasa Indonesia harus tetap diberi ruang sebagai bahasa pengantar secara efektif baik secara lisan maupun tulisan,” tegasnya.

Secara khusus pula, terang Mashita, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) dan pihak terkait lainnya harus lebih memikirkan perencanaan yang matang untuk pengembangan kompetensi bahasa Indonesia siswa melalui pengembangan kurikulum bahasa Indonesia. “Misalnya, dilakukan pengajaran Bahasa Indonesia secara intensif kepada siswa khususnya Bahasa Indonesia akademik. Hal itu tentunya akan menjadi penyeimbang Bahasa Inggris siswa RSBI,” tukasnya. (cha/jpnn)


JAKARTA — Dosen Universitas Airlangga, Mashita Achmad Syukri, menilai penyelenggaraan kelas bilingual di sekolah berstatus Rintisan Sekolah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News