Bahasa Tubuh
Oleh Dahlan Iskan
Tapi kan masih ada keunggulan lain: jumlah kelas menengah kita, demografi kita dan posisi kita sebagai negara terbesar di ASEAN.
Dalam hal ini Pak Prabowo memilih asumsi kita ini belum punya keunggulan apa-apa. Kita ini masih lemah. Jadi hinaan di luar negeri. Kita harus memperkuat diri dulu. Baru kelak bisa bicara di dunia diplomasi internasional.
Saya jadi ingat Pak Harto. Masa lima tahun pertama beliau jadi presiden. Selama lima tahun penuh itu beliau tidak mau ke luar negeri. Tidak tergoda oleh panggung internasional.
Beliau memilih bekerja keras untuk memperkuat negara. Terutama perekonomiannya. Yang nyaris bangkrut saat itu.
Namun Pak Harto pro-modal asing. Pada tahun-tahun pertama kepresidenannya itu Pak Harto sudah membidani lahirnya UU Penanaman Modal Asing (PMA).
Pak Prabowo justru mempersoalkan masuknya asing di bidang pelabuhan dan bandara. Beliau memang menegaskan tidak anti-modal asing. Namun tidak setuju kalau modal asing masuk sampai ke bidang strategis. Seperti pelabuhan dan bandara.
Bisa jadi hal itu terjadi karena begitu dalam doktrin militer yang jadi latar belakang beliau. "Tentara itu selalu dilatih merebut bandara dan pelabuhan," ujarnya. Kok ini pelabuhan dan bandara diserahkan ke asing.
Di bidang ini Pak Jokowi memang kelihatan lebih modern dan pro-modal asing. Untuk mempercepat pembangunan, kata beliau.
Dalam debat kali ini Pak Prabowo lebih berani mengoreksi Pak Jokowi. Mungkin belajar dari debat yang lalu. Yang Pak Prabowo seperti kalah.
- Dosen GPT
- Prabowo Singgung Usulan Gus Dur jadi Pahlawan Nasional, Begini Reaksi Yenny Wahid
- PP Hima Persis Dukung Pidato Presiden Prabowo di KTT D-8 Perihal Solusi untuk Kemerdekaan Palestina
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Prabowo Subianto jadi Teladan Masyarakat untuk Gigih Berjuang Capai Mimpi
- Pemberedelan Lukisan Yos Suprapto, Bonnie PDIP Singgung Prabowo, Tidak Mungkin