Bahaya Teknologi Digital terhadap Kemampuan Sosial Kaum Muda
Ahli otak dan syaraf memperingatkan, anak-anak yang dulu menggunakan imajinasi mereka, kini, lebih suka duduk di depan layar, dengan sederet menu yang didesain oleh orang lain.
"Masalahnya, informasi bukanlah pengetahuan. Tentu saja Anda bisa dibombardir dengan informasi yang tak berujung, fakta yang tak ada habisnya, tetapi jika Anda tidak dapat memahami mereka, maka satu fakta terlihat sama seperti fakta lainnya," tutur Susan.
"Anda dapat berselancar di YouTube atau Google, berkomentar 'yuck' dan 'wow', tapi anda tidak benar-benar membuatnya nyata," tambahnya.
Mencari perhatian di medsos
Ia mengungkapkan, guru atau orang tua yang inspiratif bisa menjadi kunci bagi anak-anak muda untuk mengembangkan kemampuan memahami dunia di sekitar mereka.
Susan mengatakan, media sosial memiliki kegunaan berharga, seperti untuk berkomunikasi dengan keluarga atau teman-teman di seluruh dunia, tapi ada juga masalah yang timbul ketika seseorang memiliki daftar teman yang "mereka sendiri tak benar-benar tahu".
Ia mengungkapkan, teman seperti itu sebenarnya lebih berperan sebagai penonton.
"Anda beredar di dunia maya untuk melayani dan mencari dukungan mereka dan bahayanya, kemudian, terletak dalam membangun identitas buatan, yang bukan benar-benar diri Anda, sama sekali," katanya.
Seorang ahli otak dan syaraf dari Universitas Oxford (Inggris) memperingatkan, penggunaan teknologi digital membentuk kembali otak manusia dan dampaknya
- Kabar Australia: Telur Langka, Supermarket Membatasi Pembelian
- Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam
- Dunia Hari Ini: Amerika Mengatakan Ada Kemajuan Dalam Mediasi Gencatan Senjata Israel-Hamas
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun