Bahlil Minta Maaf Tak Sebut Nama Presiden PKS dan Ketum PPP, Ha Ha Ha

jpnn.com - JAKARTA - Bahlil Lahadalia tak menyebut nama Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Plt Ketum PPP Mardiono saat menyampaikan pidato politik pertamanya sebagai Ketum Partai Golkar, pada Munas XI Partai Golkar, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (21/8) malam.
Sebelumnya, Bahlil menyebut secara lengkap nama-nama ketum partai politik lainnya, seperti Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum NasDem Surya Paloh, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Semua disebut Bahlil dengan dibumbui canda.
Namun, pria berusia 48 tahun itu 'gagal' menyebut nama Syaikhu, Mardiono, dan juga Sekjen PSI Raja Juli Antoni.
"Ketua Umum PKS, dan partai, apa lagi ya? PSI, PPP, yang mohon maaf saya tidak sebut namanya daripada salah," kata Bahlil.
Semua peserta dan undangan Munas Golkar, termasuk Presiden Jokowi pun tertawa. Syaikhu dan Mardiono tampak tersenyum.
Munas XI Partai Golkar di JCC menyetujui Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar periode 2024-2029 setelah berbagai Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I dan tingkat II menyampaikan dukungannya.
Bahlil sebelumnya telah disepakati untuk menjadi calon tunggal ketua umum atau ketua formatur. Dia pun sebelumnya telah lulus pendaftaran dan menyisihkan Ridwan Hisjam. (mcr4/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Semua peserta dan undangan Munas Golkar, termasuk Presiden Jokowi pun tertawa melihat aksi Bahlil.
Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi
- Peserta Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Dugaan Keterlibatan Polisi Pada Pilpres 2024
- Muncul Usulan Copot Menteri Terafiliasi Jokowi, Legislator PDIP: Berarti Ada Masalah
- Peserta Sespimmen Menghadap ke Jokowi, Pengamat: Berisiko Ganggu Wibawa Prabowo
- Sufmi Dasco Ahmad Bicara Soal Isu Matahari Kembar, Begini Kalimatnya
- Ma'ruf Amin Nilai Isu Matahari Kembar Bukan Ancaman bagi Pemerintahan Prabowo
- Bahlil Bakal Bahas Insentif Kendaraan Hidrogen, Gaikindo: Jangan Lompat Terlalu Jauh