Bahrun Naim tak Pernah Ikut Kegiatan Kerohanian di Kampus
jpnn.com - SOLO - Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan, disebut pihak kepolisian sebagai dalang di balik aksi teror bom Sarinah. Kabar ini mengagetkan sejumlah tetangganya, di Jalan Sungai Indragiri, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.
Salah seorang teman masa kecilnya, Abdullah (33), mengatakan Bahrun sangat suka mengutak-atik komputer.
Hanya saja, ia menganggap hal itu wajar mengingat Bahrun merupakan mahasiswa jurusan komputer program Diploma III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
“Terus terang saya sangat kaget dan setengah tidak percaya kok tiba-tiba dia bisa jadi teroris. Saya rasa lompatannya jauh banget,” ujar Abdullah saat ditemui Radar Solo (Jawa Pos Group)
Wakil Dekan bidang kemahasiswaan FMIPA, Sugiarto, juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia, Bahrun Naim masuk kuliah tahun 2002 dan lulus pada 2005.
Selama kuliah, prestasi akademisnya biasa-biasa saja. Sedangkan pengalaman berorganisasi, Naim pernah menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer.
“Dia bukan mahasiswa yang menonjol dari sisi akademis. Di organisasi juga biasa saja, dan tidak pernah ikut kegiatan kerohanian Islam. Tapi temannya banyak karena orangnya supel,” kata Sugiarto.
Nama Bahrun Naim, mencuat di sejumlah media massa di kota Solo dan Nasional pasca ditangkap tim Densus 88 Antiteror karena menyimpan ratusan butir amunisi di rumah kontrakannya di Metrodanan, Pasar Kliwon pada tahun 2010. Dalam persidangan Bahrun Naim mengatakan amunisi itu bukan miliknya.
SOLO - Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan, disebut pihak kepolisian sebagai dalang di balik aksi teror bom Sarinah. Kabar ini mengagetkan
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan