Baidowi: China Harus Pahami Keputusan Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi mendukung penuh keputusan pemerintah Joko Widodo (Jokowi) menyetop sementara impor bahan pangan dari China dengan alasan mengantisipasi penularan virus corona yang sudah menelan ratusan jiwa.
"Langkah tersebut harus dimaknai sebagai bentuk kepedulian negara memberikan perlindungan terhadap warganya. Terhadap kenyataan ini pemerintah China harus bisa menerima dan dapat memahaminya," kata Baidowi kepada jpnn.com, Kamis malam (6/2).
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menyebutkan, saat ini pemerintah baru menyetop sementara impor hewan hidup dari Negeri Tirai Bambu. Padahal, idealnya segala kebutuhan pangan yang impor dari negara tersebut harus dihentikan.
"Karena dikhawatirkan kontak secara tidak langsung juga berperan terhadap penyebaran virus yang berbahaya ini," ujar politikus yang beken disapa dengan panggilan Awiek ini.
Mantan wartawan salah satu media nasional ini menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan pangan, pemerintah bisa memaksimalkan produk dalam negeri dengan meningkatakan hasil panen serta mencari alternatif negara lain sebagai sumber impor pangan untuk menggantikan China sementara waktu.
"Sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri, di mana kebutuhan terhadap pangan akan meningkat. Hal ini untuk mencegah terjadinya inflasi," ujar wakil rakyat asal Madura ini. (fat/jpnn)
Dengan menyetop impor barang dari China, pemerintah diminta memaksimalkan produk dalam negeri dan mencari alternatif dari negara lain.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Menteri Rosan Sebut Tiongkok Berinvestasi Rp 120 Triliun untuk Indonesia
- Kinerja Ekonomi Nasional Tangguh, Inflasi Terkendali & PMI Manufaktur Ekspansif Lagi
- Sepanjang 2024, Surveyor Indonesia Verifikasi 43 Komoditas Barang Impor
- Volume Peti Kemas di JICT 2024 Tembus 2,2 Juta TEUs
- Bea Cukai Tingkatkan Asistensi Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan di Daerah Ini
- Terungkap Fakta, Selama Ini Indonesia Lakukan Impor Pangan 30 Juta Ton