Bak Antara Kucing dan Tikus

Bak Antara Kucing dan Tikus
Bak Antara Kucing dan Tikus
SAYA miris membaca berita bahwa petugas Ditjen Pajak 'bertengkar' dengan wajib pajak. Buktinya, ada 9.000-an sengketa pajak di Peradilan Pajak. Mengapa, jika boleh bermetafor, bagaikan antara 'kucing' dan 'tikus'? Tidak bisakah rukun-rukun saja, mengingat pajak mencapai 70 persen dari sumber APBN yang membiayai pembangunan?

Rukun bukan dalam makna bahwa nilai pajak seorang pengusaha boleh 'ditukang-tukangi'. Sebab jika ini menjadi gejala, maka performa bisnis dunia usaha akan menjadi setengah siluman. Separuhnya tak terekam dalam pertumbuhan ekonomi, karena setengahnya dinikmati oleh sejenis 'Gayus Tambunan' dan jaringannya, serta pebisnis 'hantu' itu.

Bulu tengkuk kita pun bergidik. Ada 15.000 pegawai Ditjen Pajak yang kontak dengan wajib pajak. Bukan hendak memukul-ratakan, tetapi posisi mereka rawan, atau setidaknya berpotensi terlibat seperti dilakukan oleh Gayus.

Darmin Nasution semasih menjadi Dirjen Pajak pernah mensinyalir bahwa potensi penerimaan pajak yang hilang (tax gap) diperkirakan sekitar 35 persen. Wow, sekitar Rp 300 triliun!

SAYA miris membaca berita bahwa petugas Ditjen Pajak 'bertengkar' dengan wajib pajak. Buktinya, ada 9.000-an sengketa pajak di Peradilan Pajak. Mengapa,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News