Bakso Boraks Masih Marak
jpnn.com - JAKARTA SELATAN - Para orang tua harus tetap memantau jajanan anak. Meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut pangan dan jajanan anak sekolah (PJAS) yang memenuhi syarat meningkat dari 76 persen pada 2012 menjadi 80,79 persen pada 2013, masih ada 20 persen yang tidak memenuhi syarat.
Menurut Kepala BPOM Roy Sparringa, selain penyalahgunaan bahan berbahaya, yang harus diwaspadai dalam jajanan anak di sekolah adalah cemaran mikroba dan bahan tambahan pangan yang melebihi batas. Apalagi, lebih dari 99 persen anak jajan di sekolah.
Dia menyebut empat jenis makanan yang perlu diwaspadai. Yakni, es batu, minuman berwarna, bakso, dan agar-agar (jeli). BPOM masih menemukan cemaran mikroba dan bahan-bahan berbahaya dalam makanan itu.
Sekitar 60 persen pangan dan jajanan yang tidak memenuhi syarat adalah es. "Ini yang harus dibenahi. Industri es akan di-mapping, akar masalahnya dicari," katanya.
Es batu yang beredar di masyarakat tak aman karena tercemar mikroba. Pada minuman berwarna, ditemukan Rhodamin B yang berbahaya bagi tubuh karena bisa menyebabkan gangguan fungsi hati, ginjal, dan metabolisme tubuh lain jika dikonsumsi lama. Bahkan, kemungkinan bisa memicu kanker. Juga, masih ditemukan bakso dengan bahan pengawet, seperti boraks dan formalin.
Jika dikonsumsi manusia, otot-otot yang elastis akan menjadi kaku. Agar-agar (jeli) juga disinyalir mengandung bahan pewarna berbahaya. (puj/oni/dwi)
JAKARTA SELATAN - Para orang tua harus tetap memantau jajanan anak. Meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut pangan dan jajanan anak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS