'Bakteri Zombie' Bisa Sembuhkan Luka
"Mekanisme baru ini menawarkan sebuah penjelasan atas pengamatan bahwa dalam banyak kasus, aktivitas agen antibakteri berkepanjangan, lebih panjang dari dosis yang diberikan," jelasnya.
Ia mengatakan, temuan ini dapat menyebabkan berkurangnya dosis obat-obatan antibakteri, dan mengurangi efek racun dalam berbagai aplikasi yang menggunakan logam dan agen antibakteri yang tak bisa hancur oleh bakteri seperti penanganan luka dan pembersihan air yang mengalir.
Mencegah kembalinya bakteri
Aspek kunci dari agen antimikroba menyangkut efektivitas jangka panjang mereka, yang ternyata penting dalam mencegah bakteri kembali beraksi.
Dalam hal ini, fokus utama dari penelitian terbaru adalah pengembangan sistem pengiriman agen antibakteri yang efektif dan berjangka panjang.
Beberapa logam seperti tembaga dan perak telah dipelajari secara ekstensif untuk sifat antibakteri dari kation (ion positif yang berubah jadi ion negative) mereka. Pelepasan perlahan dari dari atom-atom bermuatan positif ini telah berhasil digunakan untuk mencegah kontaminasi luka, perangkat biomedis dan tekstil.
Dr. Avnir dan timnya berusaha untuk menjawab pertanyaan selama ini tentang apa yang terjadi pada perak setelah membunuh bakteri.
"Dari pertanyaan itu, dan menggunakan beberapa aturan dasar kimia, menjadi jelas bagi kami bahwa perak yang terkandung dalam bakteri mati, harus bisa dibebaskan dari bakteri mati itu, dan membunuh bakteri baru yang masih hidup, hal ini bekerja ... melampaui harapan kami, " kemukanya.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri yang dibunuh dengan menggunakan perak dapat menghancurkan bakteri hidup melalui mekanisme baru yang
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?