Baku Tembak Polisi, Kok Ada Luka Sayatan di Tubuh Brigadir Yosua?
jpnn.com, JAKARTA - Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat tewas seusai baku tembak dengan Bharada E di rumah pribadi Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7).
Polisi menyebutkan luka sayatan pada tubuh Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J berasal dari gesekan proyektil saat terjadi baku tembak dengan sesama anggota Korps Bhayangkara itu.
Lantas, apakah proyektil bisa menimbulkan luka sayatan?
Dokter forensik Budi Suhendar mengatakan luka sayatan umumnya disebabkan kekerasan menggunakan benda tajam.
"Luka sayatan adalah istilah untuk luka terbuka akibat kekerasan (benda) tajam, dengan tepi luka yang rata yang umumnya panjang luka lebih besar dari dalamnya luka, yang umumnya juga tidak terlalu dalam," kata Budi kepada JPNN.com, Selasa (12/7).
"Proyektil peluru dapat saja mengakibatkan luka terbuka dangkal. Namun, kami tidak sebut dengan luka sayatan dan umumnya tepi lukanya tidak rata. Kami sebut dengan luka gores," sambung Budi.
Dalam kasus baku tembak polisi tersebut, beredar kabar bahwa dua jari Brigadir Yosua hilang.
Menurut Budi, jari korban bisa saja putus akibat proyektil yang dilontarkan senjata api.
Baku tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo, mengapa ada luka sayatan pada tubuh Brigadir Yosua Hutabarat? Simak pendapat dokter forensik.
- Kasus Guru Honorer Supriyani: Dokter Forensik Ungkap Kondisi Luka di Paha Siswa, Ternyata
- Spesialis Pencurian Toko Baju Lintas Provinsi Diamankan, Kerugian Rp2 Miliar
- Efek Kasus Guru Honorer Supriyani: Camat-Jaksa Hilang Jabatan, Polisi Diperiksa Propam
- Propam Periksa Guru Supriyani soal Permintaan Rp 50 Juta dari Polisi
- Polisi Membongkar Jaringan Situs Judi Online yang Melibatkan Oknum Komdigi, Hardjuno Wiwoho Merespons
- Muncikari dan 3 PSK yang Berjualan via Online Diamankan, Sebegini Sekali Transaksi