Baleg DPR Terima Usulan Revisi UU MK, Ada 4 Poin yang Disampaikan

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Supratman Andi Agtas menyampaikan pihaknya menerima surat dari pengusul Rancangan Undang-Undang (RUU) dengan nomor surat 125/A/A4 FPKB/DPR RI/9/2022 tanggal 15 September tahun 2022 perihal usul pengharmonisasin, pembulatan dan pemantapan konsepsi RUU tentang perubahan keempat atas Undang-Undang nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (UU MK).
"Sebelum dilakukan pengharmonisasin, pembulatan dan pemantapan konsepsi RUU tentang MK tentu Baleg memerlukan penjelasan dari pengusul RUU terkait urgensi, substansi dan hal-hal pokok yang menjadikan dasar pentingnya RUU tersebut, dan untuk memperkaya pemahaman anggota Baleg dalam melakukan proses pengharmonisasian yang akan segera dilakukan," ungkap Supratman.
Hal itu dikatakannya dalam rapat pleno mendengarkan penjelasan Pengusul atas RUU MK, di ruang Baleg, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/9/2022).
Pengusul RUU tentang Perubahan Keempat atas UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Anggota DPR RI Abdul Wahid menyampaikan ada beberapa materi muatan dalam RUU tentang MK yang menjadi perhatian untuk direvisi.
Pertama, mengenai batas bawah usia calon hakim konstitusi, yang semula berusia 55 (lima puluh lima) tahun saat ini menjadi berusia paling rendah 50 (lima puluh) tahun.
Kedua, salah satu unsur Majelis Kehormatan MK yang perlu diganti, yang semula ada dari unsur KY, diubah menjadi unsur tokoh masyarakat yang memiliki integritas tinggi yang memahami hukum dan konstitusi serta tidak menjadi anggota dari partai politik, sebagai akibat dari Putusan MK Nomor 56/PUU- XX/2022.
Ketiga, menambahkan materi mengenai evaluasi hakim konstitusi, yakni bahwa MA, DPR, dan Presiden dapat melakukan evaluasi terhadap hakim konstitusi.
Hakim konstitusi yang sedang menjabat dievaluasi setiap 5 (lima) tahun sejak tanggal pengangkatannya oleh masing-masing lembaga pengusul.
Baleg DPR RI menerima penjelasan usulan Revisi UU MK yang berisi empat poin materi yang disampaikan
- Langkah Mendes Yandri Berhentikan TPP Dinilai Bukan karena Like and Dislike
- DPR Sebut Ada Dugaan Pemalsuan Putusan dalam Perkara Alex Denni
- Pemenuhan Hak Pekerja Sritex Berproses, DPR Belum Perlu Bentuk Pansus
- Legislator PKS Sebut Hak Pekerja PT Sritex Bisa Segera Dipenuhi
- DPR Bentuk Panja Usut Mafia Lahan di Batam, Pengamat: Panggil Menteri ATR/BPN
- Netty Prasetiyani DPR Ingatkan Pentingnya Ketahanan Keluarga Dalam Mencapai Indonesia Emas 2045