Balerina Muda Indonesia Pentaskan Karya Koreografer Australia

Balerina Muda Indonesia Pentaskan Karya Koreografer Australia
Balerina Muda Indonesia Pentaskan Karya Koreografer Australia
Balerina Muda Indonesia Pentaskan Karya Koreografer Australia
From kiri ke kanan: Meutia Chaerani (ballet.id), Linea Mayo, Ibu Cicilia (Sekolah Balet Cicilia), Ida Ayu Rashthiti.

ABC; Nurina Savitri

Mereka, bersama dengan rekan satu tim, akan mementaskan dua koreografi baru yang diciptakan oleh Deborah Robertson dari WAB.

Menurut penuturan keduanya, balet adalah panggilan hati yang telah mereka sadari semenjak usia kanak-kanak.

“Dari kecil saya memang sudah ingin balet. Bahkan umur 3 tahun saya sudah bisa bilang mau tari ‘bale’, dipikir orang tua saya itu tari bali, ternyata waktu dicoba kaki saya ‘pointing’ lalu guru saya bilang ‘oh ini salah kelas seharusnya ikut balet’,” cerita Thiti kepada Australia Plus ketika ditemui selepas jumpa pers pementasan ‘Once’ di Jakarta (18/7).

Lain lagi cerita Mayo, balerina termuda ‘Indonesian Youth Ensemble’ yang juga satu-satunya penari balet di sekolahnya, SDN Tomang 01.

“Saya lupa pastinya usia berapa mulai suka balet tapi saya suka balet karena kalau lihat balerina menari seperti dihipnotis rasanya,” aku Linea Mayo sambil tersenyum.

Bagi keduanya, berlatih bersama untuk pentas internasional dan menampikan karya koreografer Australia adalah kesempatan yang langka.

“Ada bedanya gaya balet yang kita pelajari di sini sama yang ada di luar negeri. Kalau yang di luar agak sulit sedikit, di sini agak disederhanakan sedikit supaya kita bisa ngikutin. Jadi ada pengalaman baru,” ungkap Mayo.

Baru berusia belasan tahun, Linea Mayo dan Ida Ayu Rasthiti Adnyani kini tengah menyambut kesempatan untuk tampil di pentas berskala internasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News