Bali Ingin Punya Kereta di Tahun 2027, Akankah Mengurangi Kemacetan?

Putu Rumawan Salain, dosen arsitektur dari Universitas Udayana di Bali, mengatakan kepada Benar News tentang bagaimana proyek tersebut memiliki "banyak masalah."
Elisa maupun Rumawan mengkhawatirkan belum adanya studi kelayakan untuk proyek kereta cepat tersebut.
Kadis Perhubungan Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi mengatakan "belum banyak studi terkait" pembangunan LRT.
Ia pun mengakui pendanaan menjadi tantangan tersendiri.
"Uangnya tidak ada," katanya.
Ia mengharapkan ada lebih banyak investasi eksternal, agar tidak perlu anggaran daerah yang terbatas.
Tapi pemerintah sepertinya terus mendorong agar proyek ini bisa segera dilaksanakan.
Seperti yang disebutkan dalam sebuah pernyataan pemerintah bulan Agustus kemarin, yang mengatakan pengembang akan mulai mengerjakan proyek tersebut bulan September ini.
Proyek ini bertujuan untuk menyediakan transportasi cepat antara bandara dan destinasi wisata populer dalam bentuk light rail transit atau LRT.
- H-1 Lebaran, 21.641 Penumpang Naik dari Stasiun Daop 8 Surabaya
- Meraup Untung dari Kemacetan Arus Mudik, Pedagang Kopi Keliling Berseliweran
- Mudik Makin Ramai, KAI Tambah Kereta Semarang-Pasar Senen, Tiket Rp 150 Ribu
- Kapolri Instruksikan Antisipasi Kejahatan di Stasiun untuk Mudik Lebih Aman
- Perjalanan 18 Kereta Api Terlambat Akibat Genangan Air di Batang
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi