Balita pun Menembak Kepala Sendiri

Balita pun Menembak Kepala Sendiri
Balita pun Menembak Kepala Sendiri
Di Amerika Serikat, kepemilikan senjata api bagi sebagian kalangan, khususnya di wilayah Barat dan Selatan, sudah menjadi tradisi. Sejarawan Richard Hofstander dalam artikelnya pada 1970 memopulerkan istilah gun culture yang menggambarkan sejarah kedekatan rakyat Paman Sam dengan bedil.

Senjata api bukan benda asing di kehidupan rakyat Paman Sam. Bahkan, ada produsen senjata yang khusus membuat senjata untuk anak-anak. Senjata itu bukan mainan, tetapi disertai peluru tajam di dalamnya. Namun, penggunaan senjata di kalangan anak-anak tersebut telah menjadi blunder, hingga merenggut nyawa mereka sendiri.

Salah seorang di antara mereka adalah, Kristian Sparks, 5, di Cumberland County, Kentucky, yang mendapat kado dari ayahnya berupa senjata laras panjang kaliber 22 milimeter. Pada 2 Mei lalu, secara tidak sengaja, senjata itu terpicu dan menembus dada adiknya yang masih berumur dua tahun, Caroline Sparks. Menurut polisi, ketika senjata tersebut terakhir digunakan, ada satu peluru yang tertinggal di dalam.

Pejabat pemerintah dan penduduk di pedalaman Kentucky menyatakan, belajar menembak di usia belia bagi warga setempat  merupakan hal wajar. ’’Ini sudah menjadi gaya hidup. Berburu, menembak, dan memancing tidak hanya ada di pedalaman Kentucky, tapi di seluruh pedalaman Amerika,’’ jelas Hakim di Cumberland County John Phelps. ’’Bahkan, mungkin tidak ada seorang pun keluarga yang tidak memiliki senjata,’’ lanjutnya.

Di Amerika Serikat, kepemilikan senjata api bagi sebagian kalangan, khususnya di wilayah Barat dan Selatan, sudah menjadi tradisi. Sejarawan Richard

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News