Balitbangtan Atasi Kelangkaan Bibit Porang dengan Teknik Kultur Jaringan

Bahkan, kata dia lagi, tidak tergantung pada musim dan menghasilkan bibit sesuai dengan induknya, seragam, bebas hama serta penyakit.
"Juga mudah untuk didistribusikan khususnya dalam bentuk planlet," ungkap dia.
Di samping itu, menurut dia juga adanya zat pengatur tumbuh pada saat ditumbuhkan secara in vitro maka pertumbuhan juga menjadi lebih cepat.
Kendati demikian, Ika mengakui, tantangan dalam pengembangan tanaman porang adalah bagaimana memacu riset pengolahan porang dan produk turunannya.
"Jika ketersediaan katak melimpah, bagaimana mengolahnya agar tidak terbuang percuma, misalnya menjadi bioetanol," papar dia.
Selain itu, tambahnya, bagaimana teknologi kultur jaringan bisa diaplikasikan bukan hanya untuk perbanyakan benih, tetapi untuk pemuliaan.
"Sehingga bisa menghasilkan varietas porang dengan glukomanan tinggi," ungkap Ika.
Sementara itu, Abey Ridwan, salah satu petani yang sudah puluhan tahun menekuni budidaya porang mengatakan semakin banyaknya petani yang banting setir menanam porang bisa menyebabkan melimpahnya ketersediaan katak/bulbil pada 5 tahun mendatang.
Balitbangtan Kementan atasi permasalahan kelangkaan bibit porang dengan teknik kultur jaringan. Simak selengkapnya.
- Panen Raya 2025, Serapan Gabah Naik 2.000 Persen
- IDCI Soroti Dampak Relaksasi TKDN Sektor TIK Terhadap Kemandirian Teknologi Nasional
- Cerita Presiden Prabowo Punya Tim Pertanian Hebat, Apresiasi Kinerja Kementan
- Dukung Program Prabowo, APROPI Berkomitmen Turunkan Harga Pestisida untuk Petani
- Prabowo Apresiasi Kinerja Bulog di Panen Raya 2025
- TSL 2025 Jadi Ajang Pamer Inovasi Pelajar di Bidang Sains dan Teknologi