Bambang Haryo Minta Pemerintah Tidak Naikkan Cukai Rokok
jpnn.com, SURABAYA - Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono menilai penurunan industri sigaret kretek tangan (SKT) akan mengakibatkan kenaikan jumlah pengangguran.
Menurut Bambang, penurunan produksi itu juga akan berakibat berkurangnya buruh di industri SKT.
"SKT pada 2018 sudah turun dibanding 2017. Ada kurang lebih lima persen. Ini berarti lima persen dari jumlah pelinting pasti akan PHK. Terus, siapa yang mau menerima buruh ter-PHK?” tutur Bambang saat meninjau salah satu pabrik SKT di Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/8).
Poltikus asal Surabaya itu menyayangkan apabila ada pengurangan buruh di industri SKT.
Pasalnya, sambung Bambang, para buruh industri SKT itu juga memberikan multiplier effect bagi ekonomi daerah.
“Buruh-buruh ini juga membawa dampak ekonomi di sekitar pabrik-pabrik itu sendiri. Ini dampak ekonomi mulai indekos, tempat jual makanan, dan lain-lain. Pergerakan ekonomi pun hidup,” imbuh Bambang.
Bambang menjelaskan, pemerintah perlu memberikan berbagai insentif bagi industri SKT.
Salah satu insentif tersebut adalah dengan tidak menaikkan cukai rokok kembali.
Bambang Haryo Soekartono menilai penurunan industri sigaret kretek tangan (SKT) akan mengakibatkan kenaikan jumlah pengangguran.
- Penundaan Kenaikan Cukai Rokok Dinilai Mengancam Kesehatan Masyarakat
- Rokok Ilegal Merajalela, Negara Rugi Rp 5,76 Triliun Akibat Kenaikan Tarif Cukai
- Kebijakan Kemenkes Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek Dipertanyakan, RPMK Dikritik
- Peneliti & Pakar Sepakat Cukai Rokok Perlu Dinaikkan Demi Tekan Jumlah Perokok
- Penyederhanaan Struktur Tarif Cukai Dinilai Bakal Suburkan Rokok Ilegal
- Soal Rencana Kenaikan Cukai Rokok, Ketua DPD RI Beri Solusi Agar IHT Tidak Terimbas