Bambang Margiono
Oleh: Dahlan Iskan
Bambang Indra memang pernah stroke. Tahun 2017. Ia punya penyakit darah tinggi.
Setelah tidak di Jawa Pos, ia ke Amerika. Enam tahun. Sepulang ke tanah air, ia menjadi staf di DPR. Lalu jadi humas di Kemenpora. Lalu stroke itu.
Ia juga mengidap sakit gula. Sampai harus cuci darah. Satu kali seminggu.Jumat lalu itu waktunya cuci darah.
Tengah hari ia diantar anak sulung ke RS. Sudah biasa. Perlu 4-5 jam baru selesai. Karena itu tidak perlu ditunggu. Pada sorenya ganti anak bungsu yang akan menjemput.
Saat dijemput itulah Bambang masih tertidur. Tidak bisa dibangunkan. Tekanan darahnya rendah sekali. Si bungsu lapor petugas: Bambang ternyata tidak lagi tertidur. Ia pingsan. Ia harus masuk ICU.
Prosedur masuk ICU harus dipenuhi. Termasuk harus diperiksa lain-lain: ketahuan lah positif Covid-19.
Keluarga bingung. Semua anggota keluarga memeriksakan diri: negatif. Bambang juga tidak pernah ke luar rumah. Sang istri terus menemani. Dia menjaga suami cukup ketat: istri sadar suami punya komorbid yang berat.
"Kami semua bingung, di mana tertular Covid," ujar Eni, sang istri.