Bamsoet: Sabam Sirait Mampu Berpolitik Bersama 7 Presiden RI

Dia menjelaskan Sabam yang lahir di Pulau Simardan, Tanjungbalai, Sumatera Utara pada13 Oktober 1936, merupakan penerima Bintang Mahaputra Utama karena berbagai pengabdian yang pernah dilakukan.
Pengabdian Sabam tersebut antara lain sebagai anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) periode 1967-1973, anggota DPR RI periode 1973-1982, anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) RI periode 1983-1993, anggota DPR RI periode 1992-2009, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2019-sekarang.
"Di kepartaian, Sabam Sirait pernah menjabat sebagai sekretaris jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 1963-1967, sekjen Parkindo 1967-1973, dan merupakan penandatangan deklarasi pembentukan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), 10 Januari 1973," katanya.
Sabam juga pernah menjadi Sekjen PDI tiga periode yaitu 1973-1976, 1976-1981, dan 1981-1986.
Sabam juga turut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada September 1998 dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pusat PDIP 1988-2008.
Bamsoet mengatakan Sabam tidak hanya aktif memperjuangkan tegaknya demokrasi dan kemanusiaan di dalam negeri.
Namun, ujar dia, Sabam juga aktif memperjuangkan hal serupa di dunia internasional yaitu dengan sikapnya mendukung kemerdekaan negara Palestina.
"Saya termasuk pengagum keteguhan prinsip berpolitik yang diajarkan Pak Sabam," ujarnya.
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai Sabam Sirait mampu berpolitik bersama tujuh Presiden Republik Indonesia (RI).
- IHSG Anjlok, Waka MPR: Kuatkan Basis Investor Instituional Domestik
- Gelar Bazar Murah di Subang, Waka MPR: Ringankan Beban Masyarakat
- 5 Berita Terpopuler: TPG Guru Honorer Maret Rp 6 Juta, yang Sudah Calon PPPK Bagaimana? Coba Tanya Presiden
- Waka MPR Jajaki Peluang Investasi di Bidang Teknologi Karbon Rendah
- Dukung Eksistensi BPKH, Ketua MPR: Penting untuk Meringankan Biaya Haji
- Anak Menkum Supratman dan Ahmad Ali Dilaporkan ke KPK terkait Pemilihan Pimpinan MPR dan DPD