Bamsoet Sebut Papua jadi Juara Umum di Cabor Tarung Derajat
Ketua DPR RI ke-20 itu memaparkan, untuk nomor pertandingan putra, di kelas 49,1-52 Kg medali emas diraih Immanuel Fakdawer (Papua).
Di kelas 52,1-55 Kg medali emas diraih Yoseph Amoreus (NTT). Di kelas 55,1-58 Kg medali emas diraih Rudi Nurudin (Bali).
Di kelas 58,1-61 Kg medali emas diraih Gede Dicky Handika Putra (Bali). Di kelas 61,1-64 Kg medali emas diraih Farhan Attamamil Arda (Sumatera Utara). Di kelas 64,1-67 Kg medali emas diraih I Made Ardi Arimbawa (Bali).
Di kelas 67,1-70 Kg medali emas diraih Nikolaus Toni Sega (Kalimantan Timur). Di kelas 70,1-75 Kg medali emas diraih Robertus Asso (Papua). Sementara di kelas 75,1-80 Kg medali emas diraih Andre Surya (Bali).
"Di pertandingan putri, di kelas 45,1-50 Kg medali emas diraih Beatriks Arwam (Papua). Di kelas 50,1-54 Kg medali emas diraih Novianyanti (Kalimantan Barat). Di kelas 54,1-58 Kg medali emas diraih Akdamina S. Epa (Papua),".
"Di kelas 58,1-62 Kg medali emas diraih Iageng Rizki Ariani (Kalimantan Barat). Sedangkan di kelas 62,1-66 Kg medali emas diraih Julyana Dewi Amelia (NTB)," papar Bamsoet
Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan,, di kelas Gerak Tarung (Getar) Putra, medali emas diraih Muhammad Iqbal - Juanda (Aceh).
Sementara di kelas Rangkaian Gerak Tarung (Ranger) Putri medali emas diperoleh Putri Desiyanti - Ridha Fauziah - Eriska Agustina (Jawa Barat).
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi kinerja semua pihak dalam mensukseskan jalannya pertandingan cabang olahraga (Cabor) Tarung Derajat di PON XX Papua.
- MPR Goes to Campus Dimulai, Eddy Soeparno Mengampanyekan Urgensi Transisi Energi
- Waka MPR Sebut Layanan & Kualitas Kesehatan Masyarakat Harus Direalisasikan
- Hadiri HUT ke-1 Parle Senayan, Bamsoet Bicara Potensi Industri Makanan dan Minuman
- Muzani Dukung Perjuangan Baznas Beri Bantuan Kemanusian untuk Rakyat Palestina
- Eddy Soeparno: Retreat Kepala Daerah, Ajang Menyamakan Persepsi Kejar Target 8 Persen
- Neng Eem MPR Tekankan Pentingnya Kalangan Milenial Agar Lebih Melek Sejarah