Bamsoet Sebut Tata Kelola yang Baik Kunci untuk Wujudkan Pariwisata Bali Berkelanjutan

Namun, perkembangan pariwisata yang pesat telah menimbulkan tekanan pada sistem Subak.
Konversi lahan pertanian menjadi hotel, vila, dan fasilitas pariwisata lainnya telah mengurangi luas lahan pertanian dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Selain itu, peningkatan kebutuhan air untuk pariwisata seringkali mengorbankan kebutuhan air untuk pertanian.
"Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan stakeholders pariwisata harus bekerja sama untuk melestarikan Subak dan lingkungan. Misalnya, dengan membatasi pembangunan fasilitas pariwisata di daerah pertanian dan menerapkan kebijakan pengelolaan air yang berkelanjutan," urai Bamsoet.
Bamsoet menambahkan terdapat beberapa tantangan utama yang dihadapi Bali dalam mencapai pariwisata berkelanjutan antara lain over tourism, degradasi lingkungan serta komersialisasi budaya.
Bali menerima jutaan wisatawan setiap tahunnya yang menimbulkan tekanan besar pada infrastruktur, lingkungan, dan masyarakat lokal.
Pada 2024, Bali mencatat lebih dari 6,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara, belum termasuk wisatawan domestik.
Hal ini menyebabkan kemacetan, polusi, dan penurunan kualitas lingkungan.
Bamsoet mengingatkan pentingnya tata kelola pariwisata Bali berkelanjutan saat menjadi penguji kandidat dokter ilmu hukum Universitas Udayana
- Waka MPR Sebut Inisiatif Putra Prabowo Temui Megawati Meneduhkan Dinamika Politik
- Ambil Alih 99% Saham CKBD, CBDK Hadirkan Hotel Bintang 5 di Kawasan NICE
- Ambil Alih 99% Saham CKBD, CBDK Hadirkan Hotel Bintang 5 di Kawasan NICE
- Ambil Alih 99% Saham CKBD, CBDK Hadirkan Hotel Bintang 5 di Kawasan NICE
- Johan Rosihan PKS: Idulfitri jadi Momentum Membangun Negeri dengan Akhlak
- Waka MPR: Jadikan Momentum Idulfitri untuk Memperkokoh Nilai-Nilai Persatuan Bangsa