Bamsoet Terima Telepon Ketua Parlemen Turki, Bilang Begini Soal Palestina
Menurut dia, eskalasi kekerasan di Palestina dan Israel di pertengahan Mei 2021 dipicu pengusiran paksa di wilayah Sheikh Jarrah oleh Israel, merupakan contoh manifestasi penjajahan dan perampasan hak-hak rakyat Palestina oleh pihak Israel.
"Dalam peristiwa tersebut, lebih dari 270 warga Palestina menjadi korban jiwa, termasuk 70 di antaranya anak-anak," kata Bamsoet.
Menurut Bamsoet, masalah perbatasan dan permukiman ilegal selama ini merupakan konflik Israel dan Palestina yang harus segera dipecahkan.
Dia menilai Israel selama ini telah melakukan creeping annexation yang berjalan selama bertahun-tahun.
Karena itu, Indonesia menolak permukiman Israel di Tepi Barat karena bertentangan dengan Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.
"Khususnya, Resolusi 2334 dan kesepakatan internasional lainnya yang menyatakan pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat sebagai tindakan ilegal," katanya.
Dalam setiap kesempatan, kata Bamsoet, Indonesia selalu menyuarakan dukungan terhadap two-state solution berdasarkan sejumlah Resolusi PBB dan parameter internasional yang disepakati bersama.
Selain itu, Indonesia juga senantiasa menekankan perlunya sikap berimbang dari masyarakat internasional dalam membantu Palestina dan mendorong proses perdamaian.
Bamsoet menerima telepon dari ketua parlemen Turki, keduanya kemudian membahas soal Palestina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang
- Waka MPR Lakukan Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Donggala
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim
- JDF & Ketua MPR RI Sepakat Terus Mendukung Kemerdekaan Palestina