Bamsoet Waswas soal Politik Uang dan SARA di Pilkada 2018
Dia mengatakan, politik uang dan transaksi di pemilihan bupati, wali kota dan gubernur sangat tinggi. Kerusakan yang ditimbulkan juga telah mengkhawatirkan.
"Ironisnya, di beberapa daerah yang saya kunjungi, ada warga yang berharap pilkada bisa dilakukan setiap tahun hingga mereka bisa mendapatkan uang terus. Hal ini jelas merusak dan tidak bisa dibiarkan tetap berlanjut," kata Bamsoet.
Selain itu, Bamsoet memprediksi Pilkada Serentak 2018, Pileg dan Pilpres 2019 masih akan diwarnai oleh isu politik identitas dan politik uang. Jika kedua isu itu tidak dikelola secara baik, maka dampaknya akan menurunkan kualitas demokrasi.
"Jelang Pilkada serentak 2018, Pileg dan Pilpres, sudah mulai terlihat upaya untuk memecah persatuan bangsa serta merusak kerukunan antar umat beragama," ujar Bamsoet.
Dia menguraikan, pola-pola penyerangan terhadap tokoh, pemuka agama serta rumah ibadah menjadi salah satu bukti upaya memecah persatuan dan merusak kerukunan antarumat beragama. Menurut Bamsoet, tindakan itu merupakan pengulangan pola.
"Pola-pola seperti ini pernah dilakukan beberapa tahun lalu. Modus yang dipakai antara lain dengan menggunakan isu dukun santet dimana banyak korban yang jatuh," tuntas Bamsoet.(boy/jpnn)
Ketua DPR Bambang Soesatyo mengharapkan Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019 tidak hanya bersifat prosedural, namun juga memiliki makna substansial.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Indonesia Akan Gelar Kejuaran Dunia Balap Rally, Bamsoet Bilang Begini
- Catatan Politik Senayan: Penegakan Hukum yang Tidak Melecehkan Rasa Keadilan
- Bamsoet Apresiasi Pelantikan Siti Fauziah Sebagai Perempuan Pertama Sekjen MPR RI
- Bamsoet Dorong Peningkatan Prestasi Balap Gokart Tanah Air
- APMP Minta Bawaslu RI Tegas soal Dugaan Kecurangan di Pilkada Mimika