Ban Mobil Listrik Ternyata Tidak Sama Dengan Model Konvensional

jpnn.com, TANGERANG - Menurut R&D Manager PT Elangperdana Tyre Industry Koko Jatmiko, ban untuk mobil listrik berbeda dengan yang konvensional.
"Ada karakter berbeda antara kendaraan EV dan mobil biasa, antara lain traksi harus lebih bagus dan noise serta rolling resistance juga harus rendah," Koko menjelaskan saat peluncuran ban Accelera Accelera Iota EVT di GIIAS 2022, ICE BSD, Tangerang, Rabu (17/8).
Dia melanjutkan ban mobil listrik harus memiliki rolling resistance yang rendah.
Selain itu, grip atau cengkeraman tapak ban terhadap permukaan aspal juga lebih baik.
"Selanjutnya noise atau kebisingan juga harus lebih rendah karena, kan, mobil listrik itu hampir tidak ada suara. Jadi, jamgan sampai suara ban justru lebih kencang terdengar," imbuh Koko.
Faktor lain yang membuat ban mobil listrik harus diracik berbeda ialah soal bobot kendaraan.
"Bobot EV minimal 1 sampai 3 ton sehingga ini juga jadi perhitungan saat R&D," ucap dia.
Kemudian traksi pada kendaraan listrik sifatnya mendadak, lebih instan dari kendaraan konvensional.
Menurut R&D Manager PT Elangperdana Tyre Industry Koko Jatmiko, ban untuk mobil listrik berbeda dengan yang konvensional.
- Penjualan Merosot Tajam, Honda Pangkas Produksi Mobil ICE
- Mengenal VinFast VF3, Mobil Listrik Mungil yang Punya Jelajah Ratusan Kilometer
- Seusai Ramadan, Vinfast Langsung Bangun Pabrik Mobil Listrik di Subang
- Rolls Royce Mengukir Sejarah Baru Melalui Mobil Listrik Black Badge Spectre
- Menjelang Lebaran, VinFast Kapalkan 2.500 Mobil Listrik ke Indonesia
- Toyota Meluncurkan SUV Listrik, Diklaim Punya Jelajah Hingga 520 Km, Harga Terjangkau