Bandara Hong Kong Kembali Beroperasi, Bercak Darah di Mana-Mana
jpnn.com, HONG KONG - Bandara Hong Kong kembali beroperasi hari ini, Rabu (14/8), setelah sempat diduduki ribuan demonstran selama dua hari terakhir. Ratusan penerbangan yang dibatalkan akibat aksi tersebut akhirnya dijadwal ulang.
Dilansir Antara, demonstran dan aparat sempat terlibat bentrokan kemarin malam. Namun, saat ini pengunjuk rasa yang masih bertahan tinggal 30 orang.
Sementara itu, para pekerja membersihkan bercak darah dan puing-puing akibat bentrokan semalam. Layanan check-in penerbangan juga kembali dibuka untuk ratusan pelanggan yang menunggu sejak semalam.
Polisi mengecam aksi kekerasan oleh pengunjuk rasa semalam. Aparat menyebut pendemo telah mengganggu dan menyerang seorang pengunjung dan seorang wartawan.
BACA JUGA: Kapal Perang AS Berusaha Merapat ke Hong Kong, Tiongkok Bereaksi
Sejumlah pengunjuk rasa menuturkan, pengunjung yang dianiaya tersebut merupakan polisi Tiongkok yang melakukan penyamaran. Sementara wartawan yang sempat disandera massa berasa dari Global Times China, surat kabar yang berafiliasi dengan Partai Komunis Tiongkok.
Polisi melaporkan lima orang ditangkap terkait kerusuhan kemarin. Angka itu menambah jumlah orang yang ditahan sejak protes meletus pada Juni lalu menjadi lebih dari 600 orang.
Layanan di bandara internasional Hong Kong mengalami gangguan parah saat polisi anti huru-hara menggunakan semprotan merica ke arah massa yang berpakaian hitam tersebut. (dil/jpnn)
Bandara Hong Kong kembali beroperasi hari ini, Rabu (14/8), setelah diduduki ribuan demonstran selama dua hari terakhir. Ratusan penerbangan yang dibatalkan akibat aksi tersebut akhirnya dijadwal ulang.
Redaktur & Reporter : Adil
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Seorang PMI jadi Korban Pembunuhan di Hong Kong, Terduga Pelaku Sudah Ditahan
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Titik Pulang