Bandara Ngurah Rai Dibuka Kembali Pasca Letusan Gunung Agung


AP: Firdia Lisnawati
Presiden desak warga dievakuasi
Sebuah satelit NASA mendeteksi anomali suhu di kawah Gunung Agung, kata seorang ahli volkanologi senior Indonesia, Gede Swantika.
Itu berarti jalur dari ruang penyimpanan di kerak gunung berapi telah terbuka, dan akan memberi akses bagi magma untuk lebih mudah muncul ke permukaan.
Kepulan besar awan berwarna putih dan abu-abu dan asap mengepul di puncak Gunung Agung pada Rabu (29/11/2017), hujan yang turun di sebagian kawasan di Pulau Bali pada Selasa (28/11/2017) malam sedikit mengurangi cahaya kemerahan yang memancar dari puncak gunung api itu dan telah terlihat selama beberapa hari terakhir.
Presiden Joko Widodo memohon kepada warga yang tinggal di zona sekitar Gunung Agung yang dianggap berisiko untuk segera mencari perlindungan di pusat gawat darurat.
Puncak Gunung Agung yang terletak di kawasan Timur Pulau Bali ini memiliki ketinggian lebih dari 3.000 meter.
Gunung itu terakhir kali meletus pada tahun 1963 dan menewaskan lebih dari 1.000 orang dan meratakan beberapa desa.
Lapisan debu vulkani menyelimuti kendaraan bermotor, atap dan jalan-jalan di daerah tenggara kawah gunung itu.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia