Bandingkan Kenaikan Elpiji dengan Konsumsi Rokok

jpnn.com - JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tidak terima dianggap membebani rakyat dengan menaikan harga elpiji 12 kilogram sebesar Rp 3.500 perkilogram. Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, pihaknya telah memperhatikan daya beli masyarakat saat membuat kebijakan yang kini sudah direvisi itu.
Karen mengatakan, rata-rata konsumsi elpiji untuk rumah tangga adalah satu sampai satu setengah kilogram per hari. Dengan kenaikan itu, masyarakat hanya terbebani tambahan biaya sebesar Rp 1.500 per harinya.
"Saya tanya 1.500 itu sama dengan berapa kali SMS, berapa batang rokok per hari?," kata Karen kepada wartawan di gedung Pertamina, Gambir, Jakarta, Senin (6/1).
Selain itu, lanjutnya, pengguna elpiji 12 kg jumlahnya hanya 17 persen dari total konsumen. Mereka juga kebanyakan adalah kalangan ekonomi mampu.
Sementara, bagi mereka yang tidak mampu sudah disediakan pilihan elpiji bersubsidi dengan kapasitas 3 kg.
"Yang pendapatan di bawah ada elpiji 3 kg," ujar Karen.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya Yuktyanta berharap masyarakat tidak berprasangka buruk kepada korporasi seperti Pertamina. Dikatakannya, korporasi yang sehat bukan musuh masyarakat, karena itu seharusnya mendapat dukungan.
"Indonesia butuh korporasi yang kuat sebagai lokomotif perekonomian. Jadi tolong jangan benturkan Pertamina dengan hal-hal seperti ini," ujar Hanung.
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tidak terima dianggap membebani rakyat dengan menaikan harga elpiji 12 kilogram sebesar Rp 3.500 perkilogram. Direktur
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi