Bang Edi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kita lebih mencari konfirmasi ketimbang verifikasi. Ini yang disebut Efek Dunning-Kruger.
Otak kita memang sudah tersambung untuk bekerja dengan cara demikian.
Inilah yang disebut sebagai ‘’echo chamber’’ ruang gaung, tempat kita hanya ingin mendengar apa yang ingin kita dengarkan. Inilah yang menyebabkan meruyaknya hoaks dan fake news.
Manusia tidak bisa lagi membedakan fakta dengan hoaks. Kebohongan sudah berubah menjadi ‘’post-truth’’ yang disampaikan tanpa rasa bersalah.
Donald Trump menjadi contoh yang banyak dikutip Tom Nichols untuk membuktikan manusia yang terjangkit Efek Dunning-Kruger.
Selama berkuasa menjadi presiden Amerika Serikat Trump dengan penuh percaya diri mengatakan bahwa bias konfirmasi menjangkiti semua orang.
Dia menuduh media menyebarkan hoaks dan fake news jika informasinya tak menguntungkan kebijakannya. Apa pun yang merugikan akan ia sebut hoaks dan palsu.
Nichols tidak melakukan riset di Indonesia. Meski begitu banyak kesamaan yang bisa kita lihat terjadi di Indonesia.
Azyumardi Azra secara harfiah sudah meninggal dunia, tetapi legasi pemikirannya akan tetap hidup.
- Berkat Ulasan Positif Influencer, Bingxue Jadi Trending Topik di X
- Komdigi Bersama KTP2JB Sosialisasikan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 kepada Puluhan Media
- Minim Popularitas, Paslon 03 Hadapi Tantangan Menjelang Hari Pencoblosan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Mas Ghif Ungkap Cara Kerja Propaganda yang Efektif di Era Digital
- Kuki Nabilla Sampaikan Harapan untuk Masa Depan Indonesia Lewat Lagu