Bang Edi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Bang Edi
Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra. Foto: Ricardo/JPNN

Pengambilan kebijakan besar dan strategis dipaksakan tanpa memperhitungkan efek sosial.

Jika proyek jangka panjang belum selesai maka akan direkayasa perpanjangan masa jabatan untuk mengejar target penyelesaian proyek-proyek besar itu.

Itulah Efek Dunning-Kruger versi Indonesia. Kemampuan yang terbatas menjadi hilang oleh ambisi yang berlebihan.

Kita berada pada masa yang sangat berbahaya. Begitu banyak orang memiliki begitu banyak akses ke begitu banyak pengetahuan, tetapi sangat enggan mempelajari apa pun, termasuk gejala menolak saran para pakar.

Di era internet, kepakaran sudah tak diperlukan. Ketika kita harus mencari tahu tentang sesuatu, kita tak lagi berkonsultasi ke para pakar sebagai sumber terbaik yang dapat kita temukan.

Posisi pakar yang dulu di puncak piramida keahlian, sekarang dianggap sejajar dengan orang awam, bahkan sering lebih rendah.

Euforia media sosial yang memengaruhi hidup kita ditandai dengan ketidakmampuan untuk membedakan antara yang informatif dan yang spekulatif, antara yang proporsional dan yang berlebihan, antara yang bohong dan hoaks.

Apa pun yang dikeluarkan oleh mesin pencari Google dianggap sebagai kebenaran. Dalam urusan agama pun kita mempercayakannya kepada mesin peramban Google.

Azyumardi Azra secara harfiah sudah meninggal dunia, tetapi legasi pemikirannya akan tetap hidup.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News