‘Bang Jangan tinggalkan Deka Bang, Bangun Bang’
Rabu, 19 April 2017 – 03:45 WIB
Sementara Satoto ayah Tua, tak banyak bersuara namun air matanya tak berhenti menetes.
"Dia masih kelas tiga SMP, tapi sudah sebulan tak sekolah dia karena mau pindah ke kampung. Saya sudah ambil surat pindahnya. Anak-anak umur begini paling ikut-ikutan. Kalaupun dia salah kan ada polisi, kenapa harus dipukul sampai mati begini," kata Satoto.
Untuk itu Satoto bertekad kasus kematian putra pertamanya itu juga akan diselesaikan secara hukum. "Ini pembunuhan namanya dan itu tidak dibenarkan hukum. Ini harus diproses," ujarnya lagi.
Sejumlah anggota keluarga Satoto lainnya juga berpendapat yang sama. Mereka akan berjuang bersama Satoto untuk mengungkap siapa-siapa saja yang memukul Tua hingga tewas seperti itu. (eja)
Orang tua Tua Purnama, 16, Satoto dan Ramos Maksasai tampak setia menemani jenazah anaknya di kamar jenazah RSCM, Batam, Kepri, Selasa (18/4).
Redaktur & Reporter : Budi
BERITA TERKAIT
- Ada Kontroversi di Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Komnas HAM Angkat Bicara
- Prarekonstruksi Polisi Tembak Siswa SMKN 4 Semarang, Ada 3 Lokasi
- Kapolrestabes Semarang Disorot soal Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Diduga Ditembak Polisi
- Truk Bawa Pendukung Paslon Bupati Tolikara Terbalik, 5 Orang Tewas, Lainnya Luka-Luka
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Kasat Reskrim Tewas Ditembak AKP Dadang Iskandar, Ini Diduga Pembunuhan Berencana