Bang Yos
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Bantahan terhadap Bang Yos dengan menunjukkan data statistik mengenai jumlah tenaga kerja China yang hanya nol koma sekian persen tidak menjawab kekhawatiran itu.
Kekhawatiran terhadap serbuan orang asing sering disebut sebagai xenophobia.
Kekhawatiran ini kemudian menghasilkan kebijakan yang protektif dan sering dianggap diskriminatif terhadap orang asing.
Pemimpin Malaysia Mahathir Mohammad ketika menjadi perdana menteri pada era 1990-an menetapkan kebijakan ‘’affirmative action’’ yang memberi keistimewaan kepada penduduk asli bumiputra untuk memperoleh kesempatan pendidikan dan perekonomian.
Kebijakan ini diambil karena secara historis dan kultural penduduk bumiputra selalu ketinggalan dibanding warga etnis lain seperti China, India, dan Eropa.
Kebijakan Mahathir ini sering disebut rasis dan diskriminatif, tetapi Mahathir tetap jalan terus.
Hasilnya, sekarang bumiputra Malaysia sudah bisa bersaing dengan etnis lain dan sekarang lebih siap untuk bersaing secara terbuka.
Di Singapura, etnis Melayu muslim bumiputra sekarang menjadi etnis minoritas yang cenderung marjinal dan tidak mampu bersaing secara terbuka dengan etnis China yang mayoritas.
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso alias Bang Yos risau karena kedatangan TKA China, yang ribuan jumlahnya, bisa menjadi ancaman bagi keamanan dan kedaulatan bangsa.
- Rapat Bareng Herindra, Yoyok Komisi I Minta BIN Tak Berpolitik di Pilkada 2024
- Herindra Ditunjuk Menjadi Kepala BIN, PKR: Dia Sangat Profesional dan Kompeten dalam Bidang Intelijen
- Bang Yos Beri Masukan dan Berbagi Pengalaman ke Dharma Pongrekun-Kun Wardana
- Pramono-Rano Bakal Sowan Para Mantan Gubernur Jakarta, termasuk Ahok dan Anies
- RK-Suswono Menemui Sutiyoso, Bahas Masalah Banjir hingga Kemacetan
- Ridwan Kamil dan Sutiyoso Berbincang Empat Mata