Bangkitkan Ekonomi, Harmonisasi Kebijakan Jadi Kunci
“Saya kira kita perlu membangun prioritas. Katakanlah dengan fokus pada empat industri dulu. Misalnya, makanan dan minuman, farmasi, kimia dan herbal, komputer dan optikal, serta transport equipment,” kata Faisal.
Dia menambahkan, untuk membangun industri manufaktur harus memperhatikan aspek perencanaan dan pelaksanaan.
Tantangan yang sudah di depan mata bukan saja ASEAN Free Trade Area (AFTA), tetapi juga free trade agreement (FTA).
Selama ini, ada pengusaha Indonesia masih memanfaatkan FTA dari kemudahan impor.
Namun, pengusaha itu belum menggali bagaimana memasukkan barang ke negara mitra.
Di sisi lain, mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, untuk membangun ekonomi yang berkualitas, pemerintah harus memperhatikan dan mengharmonisasikan tarif ekspor serta regulasi.
“Harmonisasi kebijakan itu penting agar tidak saling tumpang tindih. Misalnya, untuk urusan impor serahkan saja ke menteri perdagangan. Jangan sampai terjadi dualisme pengelolaan. Misalnya ada kebijakan impor sapi yang di Kementerian Pertanian, tetapi ada juga yang di Kementerian Perdagangan,” terang Gobel. (jos/jpnn)
Rembuk Nasional 2017 bertema Membangun untuk Kesejateraan Rakyat sukses digelar di ruang Lawu, Gedung Pusat Niaga, Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Siap Akselerasi Investasi di Indonesia, Bank Mandiri Gelar MIF 2025
- Bea Cukai dan BSI Buka Jalan Bagi UMKM Produsen Madu di Karimun Agar Bisa Ekspor
- IP Expo Indonesia 2025 Ungkap Potensi Lisensi IP untuk Mendorong Inovasi & Bisnis
- Pramono-Rano Bakal Perbanyak Rusun Mix-Used, Gabungkan Perumahan, Hingga Gerai UMKM
- BSI Mendapatkan Alokasi Rp 17 Triliun KUR Syariah Tahun Ini
- Menata Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Limbah Besi Industri