Bangkitkan Kembali Seni Pertunjukan Lenong Betawi
"Bang Yamin itu juga di antaranya Ondel-Ondel Bengek dan Hantu Kerak Telor. Beliau itu yang menuliskan," ujar Nendra.
Sementara, peneliti kebudayaan Betawi DR Syaiful Amri menambahkan, butuh peran serta seluruh elemen untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan. Di antaranya Lembaga Kebudayaan Betawi dan para pemangku kepentingan terkait.
Masyarakat juga tak melulu hanya menuntut kehadiran atau konsistensi seniman dalam menggelar pertunjukan.
"Semuanya harus turun. Pemerintah harus bisa memfasilitasi, seniman juga ayo, dan masyarakat juga. Jangan teriak jaga tradisi tapi sudah ditampilkan nontonnya nggak mau," imbuh Syaiful.
Budayawan sekaligus peneliti dan pemerhati kesenian terutama seni pertunjukan, Julianti Parani, mengatakan, tulisan soal jangan asyik sendiri itu memiliki falsafah tinggi.
Menurut Julianti, dalam berkesenian ada kalanya butuh lompatan. Namun, tetap kuat dalam menarik esensinya. Seringkali pelaku seni juga belum menarik esensi dari seni itu sendiri. Seperti seni pertunjukan lenong.
"Jangan asyik sendiri itu falsafah tinggi. Tapi kemajuan tidak bisa dielak. Yang penting itu sebenarnya kan masing-masing bisa menarik esensi. Jadi sampai yang nonton bisa paham oh di sini ada lenongnya," beber Julianti.
Julianti menuturkan, Jakarta sendiri seperti kehilangan marwahnya dalam hal melahirkan atau melestarikan kesenian Betawi.
Jakarta sendiri seperti kehilangan marwahnya dalam hal melahirkan atau melestarikan kesenian Betawi.
- Reservoir Komunal jadi Inovasi Unggulan PAM Jaya Penuhi Kebutuhan Air Bersih Warga
- Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Dicopot dari Jabatan Imbas Dugaan Kasus Korupsi
- Ridwan Kamil Sebut Programnya Tangani Stres Warga Jakarta Bukan Cuma Mobil Curhat
- Ribuan Pemuda Indonesia Center Deklarasi Dukungan kepada Ridwan Kamil
- Sukarelawan Harap Pram dan Doel Hidupkan Kembali Budaya Asli Betawi
- Ridwan Kamil Minta Izin Mencintai Warga Jakarta