Bangladesh Tak Sanggup Lagi Menampung Rohingya
jpnn.com, DHAKA - Bangladesh berencana menutup pintu bagi kaum Rohingya. Negara Asia Selatan itu kewalahan karena jumlah pengungsi terus membengkak. Di sisi lain, Myanmar tak memiliki solusi permanen untuk isu tersebut.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Bangladesh Shahidul Haque di hadapan Dewan Keamanan PBB. Menurut dia, niat baik Bangladesh saat ini justru merugikan negara. Kemah pengungsian di Cox's Bazar sekarang menjadi lokasi pengungsian terbesar di dunia.
''Haruskah Bangladesh menderita karena ingin membantu kaum minoritas dari negara tetangga,'' tegasnya yang dilansir BBC.
Jutaan kaum Rohingya berlindung di negara yang dipimpin Hasina Wajed. Selama 18 bulan terakhir saja, sudah ada 700 kaum muslim Myanmar yang menyeberang ke sana. Jelas hal itu membebani anggaran negara.
Yang menjadi masalah, program repatriasi kembali ke Myanmar macet total. Padahal, dalam kesepakatan terakhir, Myanmar berjanji untuk menerima kembali 1.500 kaum Rohingya setiap minggu.
Namun, tak ada pengungsi yang mau kembali. ''Program repatriasi terus memburuk. Tak ada yang mau kembali karena kampung mereka belum aman,'' imbuhnya.
Bangladesh pun meminta Myanmar segera memberi solusi untuk menjamin keamanan Rohingya di Negara Bagian Rakhine. Namun, Duta Besar Myanmar untuk PBB Hau Do Suan menolak tuduhan Haque. Menurut dia, isu di Rakhine terlalu kompleks untuk diselesaikan dalam waktu cepat. (bil/c7/dos)
Bangladesh berencana menutup pintu bagi kaum Rohingya. Negara Asia Selatan itu kewalahan karena jumlah pengungsi terus membengkak.
Redaktur & Reporter : Adil
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- Pengakuan Imigran Rohingya: Bayar Rp 32 Juta untuk Naik Kapal ke Indonesia
- Imigran Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Jumlahnya 93 Orang
- Lihat, Kapal Imigran Rohingya Terombang-ambing di Perairan Aceh
- Dunia Hari Ini: Perdana Menteri Bangladesh Mengundurkan Diri
- Bea Cukai Kawal Ekspor Perdana 36 Ton Biji Pinang Belah Asal Jambi ke Bangladesh