Bangsa Besar versus Cabai
Minggu, 25 Juli 2010 – 00:42 WIB
Benarkah? Ternyata cabai dan sayur kol asal China melalui Singapura sudah masuk ke pasar lokal, seperti diakui oleh Ketua Umum Asosiasi Sayur Buah Indonesia Hasan Wijaya, Selasa (20/7) lalu di Jakarta. Harganya pun lebih murah.
Logika yang terjadi di lapangan adalah, ketika panen lokal Agustus nanti, harga cabai akan turun. Konsumen tertawa, tetapi petani cemberut. Petani tetap menggigit jari, baik saat panen maupun ketika harganya membubung yang semata mengutungkan pedagang pada Juni-Juli lalu.
Oalah. Cabainomics (ekonomi cabai) ternyata sangat serius. Terbukti dari waktu ke waktu petani kita tetap dimarjinalkan. Secara berkala, cabai juga memancing inflasi. Katanya, kita sebuah bangsa yang besar, tetapi belum mampu mengatasi urusan cabai. (***)
ISTRI saya berkata bahwa menjelang bulan puasa dan lebaran, harga-harga kebutuhan pokok pasti meriang. Naik. Itu pengalaman empirik ibu rumahtangga
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi