Bangun 17 Proyek
Jepang Investasi USD 30 Miliar
jpnn.com - JAKARTA-Untuk kali kedua, Indonesia dan Jepang melakukan pertemuan membahas proyek Master Plan for Establishing Metropolitan Priority Area (MPA). Diperkirakan, total investasi Jepang dalam proyek prioritas kawasan metropolitan itu mencapai 2-3 triliun yen atau sekitar USD 20—30 miliar. ”Saat ini masih sulit menghitung total yang akan diinvestasikan di Indonesia. Karena masterplan ini harus selesai dulu sehingga akan muncul detail angka per proyek. Tapi diperkirakan totalnya USD 20-30 miliar,’’ kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa saat jumpa pers bersama Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Perindustrian Jepang Yukio Edano di Hotel Kempinski, Jakarta, kemarin (22/9).
Selain Hatta, delegasi Indonesia yang hadir di antaranya Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan. Sementara Yukio Edano didampingi Wakil Menteri Transportasi dan Pariwisata Jepang Masafumi Shukuri. Hatta menjelaskan, terdapat 17 proyek yang akan dibangun dalam rencana induk prioritas kawasan metropolitan tersebut. Di antaranya pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) atau kereta bawah tanah yang diperkirakan akan memakan biaya senilai 600 miliar yen. ”MRT sudah jelas melalui pendanaan Jepang, dikerjakan oleh perusahaan Jepang dan Indonesia. Proyek akan mulai berjalan tahun depan,’’ jelas ketua umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Kemudian, proyek perluasan Bandara Soekarno-Hatta dengan penambahan beberapa terminal baru dan satu runway. Sehingga total runway berjumlah 3. Juga meningkatkan aksesibilitas dari bandara ke kota. ’’Tapi dalam jangka panjang kami sadar bandara yang ada sekarang ini kapasitasnya tidak mungkin ditambah lagi. Sudah harus dilakukan studi untuk mengembangkan bandara baru di sekitar Jawa Barat,” jelas Hatta. Proyek perluasan dan peningkatan kapasitas juga dilakukan untuk pelabuhan Tanjung Priok yang sudah hampir over kapasitas. Rencananya, pelabuhan ini akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi 9 juta twenty foot equivalent units. Saat ini kapasitas penyimpanan kargo pelabuhan Tanjung Priok hanya 4,6 juta twenty foot equivalent units. ”Maksimal, pelabuhan ini bisa dipertahankan sampai 2020. Untuk jangka menengah kita siapkan pelabuhan baru di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat.
Rencana ini sudah masuk dalam MPA,” jelas Hatta. Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Perindustrian Jepang Yukio Edano mengatakan, Jepang memiliki pengalaman dan teknologi dalam pembangunan kawasan metropolitan, ingin berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia. Selain berpengalaman membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, bandara, dan pelabuhan, Jepang siap membangun pembangkit listrik, sumber daya air dan pengelolaan sampah. ”Pengalaman kami di Jepang bisa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur dan transportasi. Jika infrastruktur dibenahi, semangat investasi dunia akan meningkat ke Indonesia,” ujar Edano. Dia mengakui, memang masih terdapat masalah dalam iklim investasi di Indonesia, seperti perpajakan, birokrasi, dan sinkronisasi peraturan. ”Masalah-masalah ini sedang kami bahas untuk mencari solusinya,” jelas Edano. (dri)
JAKARTA-Untuk kali kedua, Indonesia dan Jepang melakukan pertemuan membahas proyek Master Plan for Establishing Metropolitan Priority Area (MPA).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi