Bangun NTT, Kementan Gandeng Kementerian PUPR dan Kemendes

jpnn.com, BANDUNG - Kementerian Pertanian (Kementan) terus bersinergi dengan instansi lain untuk membangun sektor agraris di perbatasan.
Salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bersebelahan dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), adalah dua instansi yang terus bersinergi dengan Kementan.
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani, menyatakan, sinergi tersebut cukup penting, karena pembangunan di daerah perbatasan di sektor agraris merupakan implementasi Nawacita, visi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Salah satu yang diprioritaskan ketiga instansi dalam mewujudkan Nawacita adalah penguatan infrastruktur terutama tata kelola air seperti penyediaan air irigasi guna mendukung ekspor komoditas pertanian Indonesia ke RDTL.
"Kita launching ekspor bawang merah dari Malaka dan Belu (12 Oktober 2017, red). Indonesia telah ekspor bawang merah RI untuk Timor Leste. Kita kegiatannya tidak berhenti di-launching, tapi juga berkelanjutan," ujarnya di sela FGD "Penguatan Infrastruktur Pertanian dalam Mendukung Pemantapan Ekspor Komoditas Pertanian dari Perbatasan RI-RDTL" di Bandung, Jawa Barat.
Bentuk konkret kerja sama tersebut, seperti membangun 30 ribu embung secara nasional.
Beberapa di antaranya berada di NTT. Sedangkan bersama Kemendes, baru saja selesai melaksanakan bimtek kepada 218 pendamping desa untuk tatakelola air.
Sinergi tersebut penting karena pembangunan di daerah perbatasan di sektor agraris merupakan implementasi Nawacita
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar