Bangun Pagi Bisa Membantu Turunkan Berat Badan?
"Studi baru ini menunjukkan bahwa jam biologis kita tidak hanya memengaruhi metabolisme, tapi juga apa yang kita pilih untuk dimakan," jelas Peterson.
Studi tersebut menganalisis data dari 2.000 peserta yang dipilih secara acak dan melihat bagaimana ritme jam sirkadian dan biologis mereka memengaruhi makanan yang mereka pilih dan kapan mereka paling mungkin untuk makan.
Para periset menemukan bahwa mereka yang suka tidur larut cenderung tidak aktif secara fisik dan memiliki kualitas tidur yang lebih rendah.
"Menghubungkan apa dan kapan orang makan dengan tipe jam biologis mereka memberikan perspektif baru mengapa orang tertentu lebih mungkin membuat keputusan makanan yang tidak sehat," kata pemimpin studi utama, Mirkka Maukonen.
Studi ini menunjukkan bahwa mereka yang suka tidur larut memiliki kebiasaan makan yang kurang menguntungkan yang bisa menempatkan mereka pada risiko lebih tinggi untuk obesitas, diabetes dan penyakit jantung.
Sementara implikasi kesehatan sangat mencolok, para periset percaya bahwa temuan tersebut sangat penting bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan.
Studi lengkapnya dipublikasikan di jurnal Obesity.(fny/jpnn)
Sebuah penelitian terbaru juga menunjukkan fakta menarik yang akan sangat membantu mereka yang sedang melakukan program diet.
Redaktur & Reporter : Fany
- Cara Mencegah Obesitas pada Anak dengan Pola Hidup Aktif
- Sakit Kepala Setelah Bangun Tidur? Ini 5 Tip untuk Mengatasinya
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Usir Sakit Kepala dengan Menggunakan 10 Cara Alami Ini
- Sukses Membantu 1 Juta Pasien, LIGHThouse Raih Penghargaan Superbrands 2024
- 3 Suplemen yang Bikin Tidur Anda Makin Nyenyak Malam Ini