Bangun Sekolah Tahan Gempa Sekaligus 'Rescue Center'
Selasa, 17 November 2009 – 06:25 WIB
Ini bukan kali pertama saya ke Gunung Tigo yang hancur di beberapa titik karena gempa tektonik. Sebagaimana diketahui, ketika terjadi gempa tektonik berkekuatan 7,9 skala Richter pada 30 September lalu, beberapa titik di kawasan perbukitan yang penduduknya lumayan padat itu mengalami longsor berat. Ratusan orang tewas terkubur hidup-hidup oleh bukit yang longsor.
Tak seperti di Padang, tak banyak korban di Gunung Tigo dan sekitarnya yang bisa diselamatkan. Bahkan, yang di Tandikek, tak seorang pun bisa diselamatkan, sehingga daerah itu pun dinyatakan sebagai kuburan masal dengan jumlah korban tewas sekitar 300 orang.
Kali pertama saya ke Gunung Tigo justru bersama Bupati Padang Pariaman Drs H Muslim Kasim Ak MM dan tim medis RS Petrokimia Gresik yang dipimpin langsung oleh dr Singgih pada hari ketujuh pascagempa.
Baru kali itu saya mengunjungi daerah bencana bersama pejabat pemerintah. Jujur, saya terkesan oleh cara bupati yang pernah bertugas di Dolog Jatim selama 10 tahun (1984-1994) dengan jabatan terakhir Waka Dolog Jatim itu mendatangi para korban.
Pada hari ke-40 pascagempa, wartawan dari grup JPNN kembali ke Gunung Tigo, Kabupaten Padang Pariaman. Sebelumnya, sepekan pasca gempa pun dia sudah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408