Bangun Sekolah Tahan Gempa Sekaligus 'Rescue Center'

Bangun Sekolah Tahan Gempa Sekaligus 'Rescue Center'
EVAKUASI - Warga setempat saat mengevakuasi anggota keluarga mereka yang sakit di daerah Gunung Tigo, Padang Pariaman. Foto: Nany Wijaya/Jawa Pos.
Saat itu, ketika jalan masih sangat darurat, saya dan Iyut sempat juga naik ojek. Namun, tidak jauh karena takut terjungkal. Begitu juga tim dokter dari Petrokimia Gresik. Setelah lelah memikul obat-obatan yang satu dus besar, mereka terpaksa menggunakan ojek.

Ketika kami berdua menapak tilas jejak kami sendiri di Padang Alai, langit sedang terik. Tapi, jika dibanding hari ketujuh dulu, teriknya matahari pekan lalu jauh lebih bersahabat. Apalagi, di sepanjang perjalanan sudah banyak warga yang kembali menempati rumahnya yang masih dalam kondisi berantakan. Yang rumahnya tak bisa lagi ditinggali, ya, tinggal di tenda-tenda yang didirikan di depan atau samping puing-puing rumah mereka.

Berbeda dengan dulu, kali ini kami banyak mendapat tawaran mampir dan minum dari warga. Pada hari ketujuh dulu, kami harus berjalan sejauh 18 kilometer (PP) tanpa ada yang menawari minum. Beli pun tak bisa karena juga belum ada yang berjualan.

Sebaliknya, ketika itu, kami juga tak bisa memberikan apa-apa kepada warga dan anak-anak yang jadi korban. Namun, pekan lalu, kami berdua dan Pemimpin Redaksi Pos Metro Padang (Jawa Pos Group) Sukri bisa berbagi roti, makanan kecil, bahkan permen dan permainan puzzle (gambar yang bisa dibongkar pasang).

Pada hari ke-40 pascagempa, wartawan dari grup JPNN kembali ke Gunung Tigo, Kabupaten Padang Pariaman. Sebelumnya, sepekan pasca gempa pun dia sudah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News