Bangunan Kumuh-Pesing yang Jadi Seimut Bukit Teletubbies
“Jadinya kan sejuk. Coba rasakan. Ini angin yang mengalir seperti air,” kata Anas yang pernah menjadi anggota MPR saat berumur 24 tahun. Tangannya bergerak-gerak seperti hendak merasakan udara. *** Bagi Azwar Anas, pembangunan guest house itu tak hanya dimaksudkan untuk mengubah wajah.
Bukan pula sekadar olah arsitektur untuk mempercantik areal pendapa di masa kepemimpinannya. Pembangunan tersebut adalah bagian dari upaya menjadikan pendapa kembali sebagai rumah rakyat. Tidak hanya membuka diri, pernik-pernik di dalam kompleks pendapa dan guest house juga dijadikan etalase karya seni tingkat tinggi warga Banyuwangi.
Rabu malam itu (3/8) saya dan rekan pewarta foto Jawa Pos Yuyung Abdi bermalam di guest house. Rasanya seperti menginap di hotel. Standar tempat tidurnya bukan seperti asrama. Penataan interiornya pun apik. Minimalis. Bersih. Kami tidur ditemani aroma bunga sedap malam.
Tangkainya yang segar ditanam pada sebentuk vas yang bersih. Di sampingnya ada tiga buah yang jadi andalan Banyuwangi: manggis, salak, dan jeruk. Air minum kemasannya pun produk lokal, yakni AiRolas, air minum kemasan produk PT Perkebunan Nusantara XII. Malam itu kami memejamkan mata di dalam “bungker”, di bawah timbunan tanah berumput yang membentuk bukit kecil. Nun di atas sana, bulan yang masih separo menyorotkan cahayanya… (*)
DUA gundukan bukit cukup besar berdiri memanjang di belakang Pendapa Kabupaten Banyuwangi. Di bawahnya tersembunyi kamar-kamar. Bukan bungker, “bukit”
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408