BANI Jalin Kerja Sama dengan UGM

jpnn.com, YOGYAKARTA - Wakil Rektor Universitas Gajah Mada (UGM), Paripurna mengatakan, keberhasilan pembangunan dan perekonomian sebuah negara dapat tercermin dari kesuksesan negara tersebut dalam menyelesaikan sengketa bisnis di negaranya, terutama penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
Hal ini bisa terlihat bagaimana Singapura dan Tiongkok saling berlomba untuk menelurkan arbiter terbaik untuk menyelesaikan sengketa bisnis di negaranya.
“Kita lihat hasilnya, seiring dengan perkembangan arbitrase di Singapura dan Tiongkok, investasi pun terus berdatangan pada mereka,” ujar Paripurna, dalam acara penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) antara UGM dan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), di University Club, UGM, Yogyakarta, Selasa (18/12).
Paripurna menambahkan, penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih banyak keuntungannya bagi pelaku usaha, karena selain prosesnya cepat, biayanya transparan dan terukur jelas, juga proses persidangan bersifat rahasia, sehingga dapat melindungi reputasi pihak yang menyelesaikan sengketa.
“Jika dibandingkan dengan pengadilan, selain waktu yang dibutuhkan lebih lama karena ada proses bertingkat dari Pengadilan Negeri, kemudian Pengadilan Tinggi, Kasasi dan seterusnya. Ini perusahaan bisa hancur apalagi jika dimuat di media massa,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Hukum UGM, Herliana, menyebut peran lembaga arbitrase akan sangat dibutuhkan dalam penyelesaian sengketa.
Karena itu dirasakan perlu untuk melakukan kerja sama dengan BANI, sebagai penyeimbang dari teori yang UGM berikan pada mahasiswanya.
“Dari situ juga kami harapkan untuk terjalin kerja sama yang lebih intensif dan berkesinambungan, dalam kurikulum kami sendiri, arbitrase ini memang dipandang sangat penting untuk diberikan kepada mahasiswa, walaupun kita mengajarkan hukum pidana, perdata, dan sebagainya, namun kita menyadari bahwa pengadilan adalah jalan terakhir,” sebutnya.
Penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih banyak keuntungannya bagi pelaku usaha, karena selain prosesnya cepat, biayanya transparan dan terukur jelas.
- Di bawah Binaan PHE ONWJ, Bisnis Eka Raup Omzet Rp1 Miliar
- JCB Indonesia Award 2025 Berikan 18 Penghargaan bagi Mitra Bisnis Terbaik di Indonesia
- Eddy Soeparno Sampaikan Pentingnya Kebijakan Berbasis Data Ilmiah Saat Berbicara di UGM
- Bank Raya & Mitra Grab Merchant Perkenalkan Saku Bisnis, Supaya Pengusaha Melek Keuangan Digital
- HIPMI Jaya Lantik 430 Pengurus Baru untuk Perkuat Ekonomi Jakarta
- Venture Debt Bisa jadi Alternatif Pendanaan Bisnis UMKM