Banjir Australia, Brisbane Jadi Kota Hantu
Kamis, 13 Januari 2011 – 07:27 WIB
Puluhan ribu rumah juga tidak mendapat suplai listrik. Lebih dari 50 kawasan di pinggir kota dan 2.100 jalan terendam setelah Brisbane River meluap. Tanggul sungai itu jebol sejak Selasa lalu (11/1) karena tidak mampu menahan luapan banjir . Elevasi atau ketinggian air di sungai tersebut diperkirakan terus bertambah setelah kemarin mencapai lima meter.
Baca Juga:
Kendati begitu, Badan Meteorologi Australia tadi malam meramalkan curah hujan mulai berkurang. Ketinggian air Brisbane River diperkirakan tak akan melampaui 5,5 meter. Jika ramalan tersebut terbukti, itu berarti ketinggian banjir tidak sampai separah seperti pada 1974. Saat itu banjir merendam seantero kota. Premier (perdana menteri negara bagian atau gubernur) Queensland Anna Bligh menyambut baik kabar tersebut meski belum sepenuhnya lega. "Banjir kali ini termasuk musibah besar. Tetapi, kota ini jauh lebih besar dan berpenduduk lebih banyak. Masih banyak wilayah yang tidak terkena banjir seperti pada 1974," tuturnya.
Bligh menyebutkan, sedikitnya 22 orang tewas dan 43 hilang di seantero wilayah Queensland sejak banjir pada November tahun lalu. Genangan banjir saat ini jauh lebih luas jika dibandingkan dengan wilayah Prancis dan Jerman.Kerugian akibat banjir ditaksir AUD 5 miliar (sekitar Rp 44,5 triliun). Pasalnya, banjir itu telah menghentikan industri batu bara dan merusak pertanian di seantero negara bagian tersebut.
Energex, perusahaan listrik utama di Brisbane, telah menyetop aliran listrik agar tak menyengat orang. Sekitar 70 ribu rumah terpaksa tak mendapatkan pasokan listrik sejak kemarin siang. "Saya tahu situasi (tanpa listrik) ini akan sangat sulit bagi masyarakat. Tetapi, saya harus tekankan bahwa listrik dan air tidak boleh menyatu. Bisa saja terjadi bencana lebih besar jika kami tak mematikan listrik," papar Bligh.
BRISBANE - Banjir yang menerjang Australia belum menunjukkan tanda-tanda surut. Bahkan, kota terbesar ketiga di negeri itu, Brisbane, kemarin (12/1)
BERITA TERKAIT
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina
- Mulai Bulan Depan, Vape Jadi Barang Haram di Vietnam
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Puluhan Anggota Legislatif Inggris Desak Pemerintah Sanksi Israel
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina