Banjir Berkurang, Penyakit Datang
Warga Sakit Bertambah, Stok Obat-obatan Minim
Sabtu, 19 Januari 2013 – 04:49 WIB
Di Jakarta Timur, berdasar data pos kesehatan yang dibuka Ikatan Dokter Indonesia (IDI), jumlah warga yang sakit juga terus bertambah. Di sisi lain, persediaan obat menipis. Asturi, koordinator pos tanggap bencana IDI, mengatakan, dalam dua hari terakhir ada 278 pasien. Masalahnya, saat ini stok obat-obatan pihaknya kurang, terutama obat kutu air.
Warga yang mengungsi juga membutuhkan obat untuk anak-anak, misalnya salep kulit, obat flu, vitamin, dan obat diare. "Bantuan obat dari masyarakat akan sangat membantu. Kami bisa menyalurkannya secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan," tutur Asturi.
Sementara itu, rapat koordinasi antarinstansi di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (PU) kemarin memutuskan bahwa sejumlah kementerian mengadakan urunan untuk menyediakan logistik bagi keperluan pengungsi. Misalnya selimut. Dari kebutuhan 10 ribu lembar selimut, jumlah yang tersedia justru tiga kali lipat.
"Kami tidak hanya menghitung yang di pengungsian, namun juga warga yang masih bertahan di lantai dua rumah masing-masing," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif. Pihak BNPB juga menyediakan 200 ton beras dari total kebutuhan selama seminggu ke depan sebanyak 372 ton.
JAKARTA - Banjir yang menerjang Jakarta membawa dampak luar biasa. Selain aktivitas warga lumpuh, roda perekonomian ikut terganggu. Korban pun terus
BERITA TERKAIT
- Keluarga PMI yang Tewas di Suriah Menduga Korban Dianiaya Majikan
- Biskuat Beri Kesempatan Anak Indonesia Berlatih di Manchester United Soccer School
- Ratusan Hewan Peliharaan di Bogor Diberi Vaksin Rabies Gratis
- Kongres AWP 2024 Jadi Momentum Fisioterapis Lokal Mendunia
- Angka Kelas Menengah Terjun Payung, Kang Cucun Inisiasi Penyuluhan OJK
- Bank Mandiri Gelar Mandiri Lingkar Hijau, Olah Limbah Kopi Menjadi Cuan